Empat Investor Kantongi Izin Operasi Pengembangbiakan Sapi
Kementerian Pertanian optimistis upaya pemangkasan defisit produksi daging nasional berjalan lancar seiring dengan masuknya 6 investor di sektor pengembangbiakan sapi. Empat dari investor tersebut sudah mengantongi izin operasi.
Keempat investor tersebut adalah PT Asia Beef, PT Astra Agro Lestari Tbk, PT Jhonlin Batu Mandiri dan PT Citrabuana Inti Fajar. Adapun, dua calon investor yang masih mengurusi perizinan lokasi adalah PT Darussalam Enterprise dan PT Mayestik Firma Inti.
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertanian Syukur Iwantoro mengatakan total nilai investasi yang disiapkan oleh keenam perusahaan tersebut mencapai Rp6,9 trilliun.
Keenam perusahaan itu berpotensi menyumbang tambahan produksi daging sapi mencapai 128.000 ton. Bobot tersebut setara dengan 237.000 ekor sapi.
“PT Asia Beef berlokasi di Sumba Timur, itu (penanaman modal asing) dengan Brasil. Astra Agro Lestari di Waringin Barat, Kalimantan Tengah. Jhonlin Batu Mandiri di Bombana, Sulawesi Tenggara dan sudah jalan,” jelas Syukur.
Adapun, tambahnya, Citrabuana Inti Fajar di Riau dan baru saja keluar izin lokasinya, Darussalam Enterprise akan mengintegrasikan antara sapi dengan tebu, dan Mayestik Firma Inti berkemungkinan lokasinya di Timor Tengah Utara, NTT
Pada tahun ini produksi daging sapi nasional mencapai 429.000 ton dengan kebutuhan mencapai 662.000 ton. Artinya masih ada defisit sebesar 233.000 ton.
“Tapi kalau pemerintah bisa mempermudah perizinan target swasembada mungkin saja tercapai pada 2020, karena ada program pembagian sapi gratis pula,” kata Syukur, baru-baru ini.
Meskipum demikian, dia tidak menyebut secara terperinci kapan pasokan tambahan dari para investor baru ini akan masuk ke pasar.
Ketua Perhimpunan Peternak Sapi dan Kerbau Indonesia (PPSKI) Teguh Boediyana mengatakan kepada Bisnis dengan masuknya keenam investor berkemungkinan menambah populasi pengembangbiakan sapi secara signifikan.
“Kita (patut) bersyukur kalau ada yang bersedia investasi di pengembangbiakan sapi untuk mempercepat (pertumbuhan) populasi sapi. Pasalnya, selama ini sangat kecil minat investor untuk investasi di pengembangbiakan sapi,” katanya.
Menurut Teguh, minimnya minat investor bisa jadi dikarenakan industri pengembangbiakan sapi nasional dianggap tidak feasible atau menguntungkan.
Sumber : tempo.co
Gambar : Bisnis Tempo – Tempo.co
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]