Pemprov Banten Tetapkan Masa Darurat Bencana hingga 9 Januari

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Banten menetapkan masa darurat bencana hingga 9 Januari 2019. Masa tanggap darurat diputuskan menyusul tsunami di Selat Sunda yang menerpa sebagian wilayah Banten pada Sabtu (22/12) lalu.

“Gubernur Banten, Wahidin Halim telah menetapkan tanggap darurat penanganan bencana tsunami Selat Sunda di wilayah Provinsi Banten mulai dari 27 Desember 2018 sampai dengan tanggal 9 Januari 2019,” ujar Pemprov Banten lewat pernyataan tertulis, Jumat (28/12).

Penetapan darurat bencana ini tertuang dalam Keputusan Gubernur Nomor 366/Kep.350-Huk/2018. Melalui penetapan ini Pemprov Banten mengintensifkan koordinasi dengan instansi terkait seperti BNPB, Polri, TNI, dan Basarnas dalam mengevakuasi korban tsunami.

Dalam surat tersebut, Wahidin juga memerintahkan perangkat daerah di bawahnya agar terus bekerja selama pascabencana ini serta memantau perkembangan aktivitas Gunung Anak Krakatau menggandeng BMKG.

Lebih jauh, Wahidin mengimbau warga dan turis tidak berkegiatan di area pantai sampai setidaknya satu kilometer dari bibir pantai.

“Dan kepada wisatawan untuk sementara tidak mengunjungi pantai sampai batas waktu yang tidak ditentukan,” tulis pernyataan tersebut.

Hingga 27 Desember 2018, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Banten mencatat 306 orang meninggal dunia, 709 luka-luka, 46 orang hilang, dan 14.587 orang mengungsi.

Sedangkan kerugian material diperkirakan berupa 526 unit rumah, 33 roda empat, 42 roda dua, dan 14 hotel/vila, serta 60 warung, 215 gazebo, dan 44 unit perahu. Adapun wilayah yang terdampak tsunami Selat Sunda ini di Banten ini terpusat di Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Serang.

Sementara itu, Gunung Anak Krakatau masih mengeluarkan asap hitam dan awan panas sejak Jumat dini hari. Laporan itu berdasarkan pengamatan stasiun pengamatan di Pulau Sertung.

Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau Windi Cahya Untung menyampaikan awan panas mengarah ke Samudra Hindia. Suara dentuman juga mengiringi aktivitas vulkanik.

“Asap kawah bertekanan kuat teramati berwarna hitam dengan intensitas tebal dan tinggi 200-600 meter di atas puncak kawah. Teramati awan panas ke arah selatan,” kata Windi.

Berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, Anak Krakatau tidak terlihat dari Pos Pengamatan karena tertutup awan.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kumparan.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *