Rupiah Menguat ke Rp14.545 per Dolar AS Meski Minim Sentimen
Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.545 per dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar spot Kamis (13/12) pagi. Posisi ini menguat 52 poin atau 0,36 persen dibanding Rabu (12/12) yang di Rp14.598 per dolar AS.
Di kawasan Asia, beberapa mata uang masih berada di zona hijau bersama rupiah, seperti won Korea Selatan yang menguat 0,29 persen, peso Filipina 0,14 persen, baht Thailand 0 11 persen, dan dolar Singapura 0,01 persen.
Namun, ringgit Malaysia stagnan. Sedangkan dolar Hong Kong melemah 0,01 persen dan yen Jepang minus 0,09 persen.
Sementara beberapa mata uang utama negara maju yang kemarin menguat dari dolar AS, kini justru terperosok ke zona merah. Poundsterling Inggris melemah 0,09 persen, dolar Kanada minus 0,05 persen, dolar Australia minus 0,04 persen, dan euro Eropa minus 0,01 persen.
Meski begitu, franc Swiss dan rubel Rusia masih mampu bertahan di zona hijau, dengan menguat masing-masing 0,02 persen dan 0,03 persen. Meski menguat, Analis CSA Research Institute Reza Priyambada memperkirakan pergerakan rupiah masih akan dibayangi pelemahan.
Pasalnya, rupiah saat ini masih mendapatkan sentimen negatif, salah satunya dari sikap Presiden AS Donald Trump yang akan menuntut China atas tuduhan peretasan dan spionase ekonomi AS.
“Selain itu, pasar juga akan mengantisipasi rapat bank sentral AS, The Federal Reserve pekan depan,” katanya, Kamis (13/12).
Dari dalam negeri rupiah juga tidak mendapatkan dukungan. Hal ini membuat penguatan rupiah terbatas dan masih renta terpengaruh sentimen negatif dari global.
Sumber : Cnnindonesia.com
Gambar : Gatra
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]