Dolar AS Tergelincir Lawan Yen dan Euro
Kurs dolar Amerika Serikat (AS) tergelincir terhadap yen dan euro setelah data ketenagakerjaan AS yang melambat memicu spekulasi bahwa Federal Reserve akan berhenti menaikkan suku bunga lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.
Mengutip Reuters, Senin (10/12/2018), pound Inggris juga berada dalam posisi defensif saat kesepakatan Perdana Menteri Theresa May untuk keluar dari Uni Eropa tampaknya akan ditolak oleh parlemen pada Selasa. Sementara yuan China merosot menyusul data perdagangan dan data inflasi yang tidak sesuai perkiraan.
“Suasana risk-off kemungkinan akan berlaku untuk saat ini,” kata direktur forex di Societe Generale.
Pekerjaan sektor swasta AS meningkat 155.000 pekerjaan bulan lalu, di bawah perkiraan ekonom 200.000 pekerjaan. Beberapa pembuat kebijakan The Fed telah menyuarakan nada hati-hati tentang prospek ekonomi, mungkin menandai titik balik dalam kebijakan moneternya.
Gubernur Federal Reserve Lael Brainard mengatakan, pada Jumat bahwa gambaran ekonomi secara luas positif. Namun, tetap ada risiko yang tumbuh di luar negeri dan di pasar utang korporasi AS.
Presiden Federal Reserve Bank St. Louis James Bullard mengulangi seruannya agar the Fed menghentikan siklus kenaikan suku bunga saat ini. Investor semakin khawatir bahwa meningkatnya ketegangan dengan China dapat berdampak pada ekonomi AS.
Meskipun Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping melancarkan gencatan senjata 90 hari dalam perang dagang, namun banyak pihak yang berharap kedua negara mempercepat kesepakatannya.
Dolar AS tergelincir 0,2 persen terhadap yen ke 112,52 yen. Ketika dolar AS merosot, euro naik tipis 0,2 persen menjadi 1,1400 dolar AS. Pound Inggris bertahan di level 1,2722 dolar AS. Yuan Tiongkok bergerak turun 0,15 persen terhadap dolar AS.
Sumber : inews.id
Gambar : Market Bisnis
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]