Demo BBM di Prancis Berlanjut, Massa dan Aparat Bentrok di Paris
Hampir 100 orang, termasuk 16 polisi, cedera dan lebih dari 200 ditangkap pada Sabtu 1 Desember 2018, setelah sebuah aksi protes atas kenaikan harga bahan bakar bergulir menjadi kekerasan di Paris tengah, Prancis. Protes atas pajak bahan bakar telah tumbuh menjadi kemarahan umum pada biaya hidup yang lebih tinggi.
Kementerian Dalam Negeri setempat mengatakan, sedikitnya 50.000 orang (dengan kisaran rata-rata yang berbeda pada beberapa laporan media Eropa) muncul di seluruh Prancis untuk menggelar aksi demonstrasi itu, dengan titik gejolak panas terjadi di Paris.
Untuk pekan ketiga berturut-turut, para demonstran yang secara kolektif menamai gerakan mereka sebagai ‘the yellow vest’ –karena rompi kuning yang mereka kenakan saat berdemo– memadati salah satu kawasan paling terkenal di Paris, Champs Elysees hari Sabtu kemarin, demikian seperti dikutip dari BBC, Minggu (2/12/2018).
Bentrokan dengan polisi dimulai pada Sabtu siang dekat Arc de Triomphe dan berlanjut hingga malam hari, sementara pihak berwenang berusaha mengendalikan kerusuhan itu. Perdana Menteri Prancis Edouard Philippe mengatakan 5.000 polisi telah dikerahkan ke sekitar kota Paris untuk membantu mengendalikan protes-protes.
Polisi menembakkan gas air mata, granat kejut (flashbang) dan meriam air di Champs Elysees, sementara para pengunjuk rasa yang bertopeng melemparkan proyektil (batu dan semacamnya) dan membakar gedung-gedung. Otoritas menyebut, setidaknya ada 190 gedung yang terbakar dalam bentrokan malam kemarin.
Associated Press melaporkan bahwa seluruh stasiun kereta api di dan sekitar Champ Elysees telah ditutup karena alasan keamanan.
Bentrokan menyebabkan sedikitnya 110 orang terluka, termasuk 17 anggota pasukan keamanan. Satu orang berada dalam kondisi kritis setelah para demonstran merobohkan gerbang besi di taman Tuileries dekat museum Louvre. Gerbang itu kemudian menimpa beberapa orang.
Sejauh ini 270 orang diamankan pihak berwenang.
Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan para demonstran hendak menyebarkan kekacauan dan ketidakpuasan, dan kekerasan yang mereka lakukan, terkhusus di wilayah ibu kota, tidak dapat dibenarkan.
Sebagai perbandingan, sejumlah unjuk rasa serupa di tempat lain di Prancis pada umumnya berlangsung damai.
Berbicara dalam konferensi pers dalam KTT G20 di Buenos Aires, Macron mengatakan akan “mengadakan pertemuan dengan para menteri senior setibanya di Prancis mengenai bagaimana cara terbaik untuk menanggapinya.”
“Tidak ada alasan yang bisa membenarkan pasukan keamanan diserang, toko-toko dijarah, bangunan publik atau swasta dibakar, pejalan kaki atau wartawan diancam atau Arc de Triomphe dirusak,” kata sang Presiden Prancis.
Sumber : Liputan6.com
Gambar : detikNews
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]