BI Diramal Tahan Suku Bunga, Dolar AS Sentuh Rp 15.200
Rupiah dibuka melemah 0,03% melawan dolar di pasar spot ke level Rp 15.185. Kini, pelemahan rupiah bahkan sudah melebar menjadi 0,13% ke level Rp 15.200/dolar AS.
Dolar AS memang sedang berada dalam posisi yang relatif kuat, ditunjukkan oleh indeks dolar AS yang naik 0,04% ke level 96,025. Posisi ini merupakan yang tertinggi sejak Agustus silam.
Ada beberapa hal yang membuat dolar AS kembali menjadi primadona bagi investor. Dari sisi eksternal, potensi masalah politik antara AS dengan sekutunya Arab Saudi terkait dengan tewasnya kolumnis Washington Post Jamal Khashoggi membuat safe haven seperti greenback diminati.
Pemerintah Arab Saudi sudah menyatakan bahwa jurnalis Washington Post Jamal Khashoggi tewas terbunuh di Konsulat Arab Saudi di Istanbul (Turki) akibat perkelahian yang tidak seimbang, 1 lawan 15.
Namun, Presiden AS Donald Trump tidak percaya begitu saja. Menurutnya Riyadh masih memiliki hal yang ditutupi. “Jelas ada dusta, ada kebohongan,” tegas Trump.
Tidak hanya AS, negara-negara Eropa seperti Jerman, Prancis, Belanda, sampai Inggris juga mendesak Arab Saudi untuk bersikap transparan mengenai kasus ini.
Sejauh ini, belum ada sanksi apapun yang dikeluarkan oleh AS untuk Arab Saudi. Memang, kesepakatan bisnis antara AS dengan Arab Saudi terbilang fantastis sehingga wajar jika pemerintahan Donald Trump terlihat sangat berhati-hati dalam bertindak. Tahun lalu misalnya, Arab Saudi berkomitmen membeli persenjataan dari AS senilai US$ 110 miliar.
Namun, jika terkonfirmasi nantinya bahwa Khashoggi justru disiksa dan dimutilasi seperti yang dilaporkan The New York Times, Trump bisa dipaksa bersikap luar biasa tegas dengan sekutunya tersebut.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia (BI) diproyeksikan menahan suku bunga acuannya pada pertemuan bulan ini. Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia memperkirakan bank sentral masih akan mempertahankan 7-Day Reverse Repo Rate di level 5,75%.
Sepanjang tahun ini, BI sudah menaikkan suku bunga acuan sebesar 150bps guna merespon pelemahan rupiah yang datang sebagai akibat dari normalisasi kebijakan oleh the Federal Reserve. Dengan ekspektasi ditahannya suku bunga acuan pada pertemuan kali ini, praktis rupiah tak memiliki amunisi untuk menguat kala dolar AS sedang relatif perkasa.
Sumber : CNBCIndonesia
Gambar : Liputan6.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]