Perang Dagang Memanas, WEF Usul Ekonomi yang Lebih Terbuka
Guna meningkatkan atau mempertahankan daya saing, negara perlu membuat perekonomian terbuka. Hal tersebut disampaikan di dalam laporan Indeks Daya Saing Global atau Global Competitiveness Index dari World Economic Forum (WEF).
WEF menyampaikan daya saing menjadi faktor penting dalam menghadapi tensi perdagangan karena bisa meningkatkan ketahanan terhadap guncangan eksternal.
“Di tengah meningkatnya tensi perdagangan dan reaksi menolak globalisasi, […] keterbukaan penting untuk daya saing: ekonomi yang lebih terbuka itu lebih inovatif dan pasar mereka lebih kompetitif,” tulis WEF dalam laporan yang dirilis Rabu (17/10/2018).
WEF juga menjelaskan definisi tentang keterbukaan harus melihat konsep yang lebih luas dari perdagangan, kebebasan pergerakan masyarakat dan pertukaran gagasan. Negara yang dianggap paling terbuka adalah Singapura, Jerman, Belanda, Swedia, Finlandia dan Amerika Serikat (AS).
Iran dan Ethiopia menjadi negara yang kurang terbuka, sementara Brazil dan India dinilai sebagai ekonomi yang relatif tertutup.
Membangun ketahanan lewat daya saing dipandang sebagai hal yang paling penting di tengah gejolak global. Di mana kerentanan, perubahan teknologi dan tensi geopolitik terjadi di berbagai penjuru dunia.
“Negara yang mengoptimalkan kinerja mereka dalam faktor-faktor yang termasuk dalam Indeks Daya Saing Global lebih tahan terhadap berbagai guncangan. Negara yang lebih kompetitif juga lebih siap menghadapi tantangan Revolusi Industri 4.0,” tulis WEF.
Laporan peringkat daya saing dari WEF memetakan daya saing negara-negara dunia menggunakan 98 indikator. Indikator-indikator itu seperti keragaman angkatan kerja, kebebasan pers, hak-hak pekerja, dan bisnis disruptif.
Sumber : CNBC indonesia
Gambar : Alinea.ID
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]