Diganjar Menteri Keuangan Terbaik 2018, Ini Kata Sri Mulyani
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Tahun 2018 versi majalah Global Markets. Menurut kantor media internasional tersebut, Sri Mulyani telah mengatasi dua persoalan, yaitu pengumpulan pajak dan penyerapan anggaran pemerintah.
“Bagi kami, reformasi di bidang perpajakan bukanlah kemewahan maupun pilihan. Itu adalah keharusan,” ujar Sri Mulyani dalam keterangan tertulis yang diterima Tempo, Minggu, 14 Oktober 2018. Pernyataan itu disampaikan oleh dia saat menerima pernghargaan tersebut.
Sri Mulyani mengatakan bersama komunitas global berkomitmen dengan automatic exchange of information atau AEOI dan berkoordinasi dengan negara-negara untuk menghindari BEPS (Base Erotion and Profit Shifting). “Kami terus berupaya meningkatkan kepatuhan pembayar pajak di Indonesia. Tidak ada negosiasi.”
Seperti ditulis oleh Global Markets, Sri Mulyani mendapat tantangan terbesarnya ketika kembali didaulat menjadi menteri keuangan di era Presiden Joko Widodo. Menurut laporan itu, perekonomian Indonesia menawarkan potensi besar tetapi memberikan beban persoalan yang serius bagi Kementerian Keuangan. Pengumpulan pajak telah lama menjadi masalah di negara ini, tetapi pemerintah juga berjuang untuk membelanjakan uangnya.
Menurut Sri Mulyani, kebijakan fiskal dan anggaran negara adalah dua alat fundamental Kementerian Keuangan untuk mengarahkan pembangunan ekonomi. Sehingga, kebijakan itu harus dapat dipercaya dan menjadi tulang punggung reformasi kebijakan.
Reformasi fiskal, ujar bekas Direktur Bank Dunia itu, dapat dipertahankan dalam tiga aspek penting dari anggaran negara Indonesia, yaitu pendapatan, pengeluaran, dan pembiayaan. “Semua bertujuan untuk membangun anggaran negara yang lebih sehat, penuh kehati-hatian, dan lebih produktif,” ujar Sri Mulyani.
Beberapa pencapaian yang menjadi dasar penilaian Global Markets, antara lain pengumpulan pajak tahun 2017 yang mencapai 91 persen dari target. Pencapaian itu dinilai sebagai lompatan besar ketimbang dua tahun sebelumnya yang menginjak 83 persen. Lompatan itu dibantu oleh kebijakan pengampunan pajak yang diambi Sri Mulyani pada tahun lalu.
Selain soal pengumpulan pajak, Global Markets menilai belanja pemerintah tumbuh sangat cepat dalam tiga tahun sejak 2017, mencapai 21,1 persen dari Produk Domestik Bruto. Sedangkan serapan APBN meningkat dari 73 persen pada tahun 2016 menjadi 97 persen pada tahun 2017.
Sri Mulyani juga dinilai berperan untuk mengurangi kemiskinan, isu yang menjadi perhatian besarnya. Tingkat kemiskinan turun 0,6 persen antara September 2016 hingga September 2017. Walau demikian, menurut Global Markets, Sri Mulyani saat ini tengah menghadapi masa sulit, karena mendorong investasi infrastruktur dengan menjaga keuangan negara tetap stabil.
“Kami terus memastikan pengelolaan anggaran yang baik, kredibel, akuntabel dan prudent,” ujar Sri Mulyani. “Anggaran kita susun untuk mencapai tujuan pembangunan.”
Sumber : tempo.co
Gambar : Jurnas.com
[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]