Bos Fed New York: Kebijakan Bank Sentral AS Tak Berubah

Presiden Federal Reserve New York John Williams menegaskan kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) tidak berubah meskipun terdapat beberapa perubahan dalam cara The Fed berkomunikasi, terutama dalam pernyataan yang disampaikan usai pertemuan terakhirnya bulan lalu.

Williams dalam sambutan yang ia bacakan di pembukaan Central Banking Forum 2018 yang diadakan The Fed New York bersama Bank Indonesia (BI) di Nusa Dua, Bali, Rabu (10/10/2018), mengatakan dirinya tetap memperkirakan kenaikan suku bunga lanjutan The Fed adalah cara terbaik untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan serta tercapainya pasar tenaga kerja yang maksimal dan kestabilan harga.

The Fed kembali menaikkan suku bunga acuannya, Federal Funds Rate, sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 2%-2,25% dalam pertemuan terakhirnya di September lalu. Kenaikan tersebut adalah yang kedelapan sejak bank sentral AS memulai normalisasi kebijakan moneternya di Desember 2015.

“Kami terus-menerus menegaskan bahwa kami melihat ini akan menjadi proses normalisasi yang bertahap, yang merefleksikan upaya penyeimbangan berbagai risiko dalam mencapai tujuan kami,” ujarnya.

Secara khusus, tambahnya, berbagai risiko dalam usaha mencapai target tenaga kerja dan inflasi di tengah suku bunga yang sangat rendah menimbulkan diskusi mengenai pendekatan kebijakan yang relatif lebih hati-hati dan dapat diprediksi.

“Langkah ini terbukti penting: Ekonomi AS terus tumbuh dengan kecepatan yang sehat bahkan saat The Fed menaikkan suku bunganya beberapa kali,” kata Williams.

Ia juga menyinggung dihapusnya kalimat yang memberi sinyal kebijakan moneter The Fed yang akomodatif dalam pernyataan terakhirnya yang sempat membuat para pelaku pasar di AS terbelah. Selain itu, dalam pernyataan yang lebih singkat dari biasanya itu, bank sentral AS juga menggunakan lebih sedikit panduan terkait arah kebijakan moneter ke depannya.

“Saya jelaskan, pernyataan yang lebih ringkas ini tidak berarti adanya perubahan dalam pendekatan kebijakan moneter kami,” Williams menegaskan.

“Alih-alih, ini merepresentasikan evolusi alami dari tata bahasa yang menjelaskan faktor-faktor yang memengaruhi pengambilan kebijakan kami dalam konteks kuatnya proyeksi ekonomi dan inflasi yang telah mendekati target jangka panjang 2%,” tambahnya.

Ia juga menegaskan, di level paling dasar pengambilan kebijakan moneter akan tetap sama, yaitu arah suku bunga kebijakan akan terus berdasarkan tujuan bank sentral menjaga stabilitas harga dan pasar tenaga kerja serta didasarkan pada data dan implikasinya terhadap proyeksi ekonomi.

 

 

 

 

 

Sumber : CNBC
Gambar : CNBC Indonesia

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *