Abaikan Perang Dagang, Ekonomi India Kuartal II Melaju 8,2 Persen
Mengesampingkan dampak dari perang dagang dan jatuhnya nilai mata uang mereka, pertumbuhan ekonomi India jutsru mengalami akselerasi. Produk domestrik bruto (PDB) India tumbuh pada angka 8,2 persen di kuartal II 2018, berdasarkan data yang dirilis Jumat, (31/8/2018). Angka tersebut meningkat drastis dari kuartal sebelumnya yang sebesar 7,7 persen.
Adapun China, sebagai negara dengan perekonomian terbesar di Asia hanya tumbuh sebesar 6,7 persen pada kuartal II yang berakhir di bulan Juni tersebut. Pemerintah India pun menyatakan, kunci dari pesatnya peningkatan pertumbuhan ekonomi mereka lantaran ekspansi yang terjadi pada sektor manufaktur dan konstruksi.
“Pertumbuhan PDB India mengalahkan berbagai ekspektasi pada kuartal lalu, dan sepertinya pertumbuhan ini akan terus berlanjut dalam beberapa bulan ke depan,” ujar ekonom Capital Economics Shilah Shah, dalam sebuah catatan tertulis. Namun, di tengah pesatnya pertumbuhan ekonomi tersebut, inflasi India juga meningkat cepat, membuat bank sentral setempat harus meningkatkan suku bunga sebanyak dua kali dalam waktu 3 bulan.
Selain itu, mata uang mereka, rupee, juga mencetak rekor depresiasi terbesar pada hari Jumat. Lemahnya mata uang membuat harga beberapa barang impor menjadi lebih mahal. Analis menyatakan, pertumbuhan PDB tersebut bisa jadi merupakan puncak, jika pertumbuhan ekonomi mulai mengalami perlambatan akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Meningkatnya harga minyak juga bisa menjadi rem bagi India yang merupakan importir terbesar produk energi tersebut. “Outlook dari sisa tahun ini tidak begitu optimis, meningkatnya harga minyak serta perang dagang menahan outlook ke depan,” ujar pimpinan cabang India dari Oxoford Economics Priyanka Kishore. Reformasi ekonomi nampaknya tidak lagi mungkin terjadi, sebab Perdana Menteri Narendra Modi akan mengikuti pemilihan umum di tahun 2019 mendatang. Reformasi pajak yang terjadi di tahun lalu dilihat memiliki dampak positif jangka panjang bagi ekonomi India, namun reformasi pada pertanahan serta tenaga kerja sebenarnya dinilai memiliki dampak yang lebih besar.
Sumber Berita : kompas.com
Sumber foto : SINDOnews
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]