PM Turnbull Belum Mau Mundur, Tunggu Perkembangan Politik Hari Jumat
Perdana Menteri Australia Malcolm Turnbull menolak untuk mundur meski beberapa menteri senior mengatakan dia tidak lagi mendapat dukungan dari anggota partainya di Parlemen. Dalam jumpa pers singkat hari Kamis (23/8/2018), PM Turnbull mengatakan sebuah bentuk kegilaan telah menyelimuti mereka yang ingin adanya perubahan pemimpin partai.
Turnbull sekarang mendesak lawan-lawan politiknya untuk menunjukkan tanda tangan sedikitnya 43 orang sebelum dia setuju bagi adanya pemilihan ketua partai Liberal. Beberapa jam sebelumnya, saingan utamanya Peter Dutton mengatakan Turnbull tidak lagi memiliki dukungan dari anggota partai. Turnbull kemudian menunggu beberapa jam sebelum mendesak adanya daftar nama dari orang-orang yang meminta adanya pemungutan suara yang baru.
Turnbull juga meragukan kelayakan Dutton sebagai anggota parlemen, dengan mengatakan bahwa dia sedang menunggu pesan dari Ahli Hukum Negara (Solicitor General) mengenai hal tersebut hari Jumat pagi. “Saya harus menekankan betapa pentingnya hal ini bahwa seseorang yang ingin menjadi Perdana Menteri Australia haruslah seseorang yang berhak duduk sebagai anggota parlemen.” kata PM Turnbull.
Partai oposisi Partai Buruh sebelumnya juga meminta kejelasan mengenai posisi Dutton yang mungkin melanggar pasal 44 UU karena dia memiliki bisnis pengasuhan anak-anak yang mendapat subsidi dari pemerintah. Dutton sendiri sudah menunjukkan pendapat hukum yang mengatakan dia tidak melanggar konstitusi. PM Turnbull mengatakan bila ada pemungutan suara baru maka itu akan dilangsungkan hari Jumat (24/8/2018) siang.
Turnbull mengatakan bila dia kalah maka dia akan mengundurkan diri dari parlemen. “Saya sudah jelas mengatakan bahwa saya percaya mantan perdana menteri sebaiknya tidak berada lagi di parlemen. Saya kira tidak ada bukti yang mengatakan pendapat saya itu salah.” kata Turnbull dengan tampaknya mengacu kepada pendahulunya Tony Abbott yang masih menjadi anggota parlemen setelah disingkirkan oleh Turnbull dua tahun lalu.
Dalam jumpa pers tersebut Turnbull menjelaskan adanya pertarungan di dalam partainya. “Tentu saja bila ada yang melakukan pemberontakan dari dalam, maka akan susah dihentikan.” kata Turnbull. “Kelompok minoritas di dalam parlemen didukung oleh mereka yang di luar melakukan bully, intimidasi agar yang lain melakukan perubahan kepemimpinan yang mereka inginkan.”
“Ini sudah digambarkan oleh banyak orang, termasuk mereka yang tidak bisa melawannya, sebagai bentuk kegilaan.” katanya lagi. Di tengah krisis kepemimpinan tersebut, beberapa menteri senior sudah mengundurkan diri termasuk Menteri Keuangan Mathias Corman, Menteri Perdagangan Steve Ciobo dan Menteri Kesehatan Greg Hunt.
Pemerintah kemudian secara kontroversial membatalkan persidangan di Majelis Rendah Parlemen lima jam lebih awal, guna menghindari pertanyaan dari kubu partai oposisi. Partai Buruh marah besar atas keputusan tersebut. “Saya sudah mengatakan hari Selasa bahwa pemerintahan ini sudah kehilangan keinginan untuk hidup.” kata pemimpin Partai Buruh Bill Shorten.
Dalam perkembangan lain, Menteri Urusan Lansia Ken Wyatt mengatakan bahwa dia mungkin tidak akan mau menjadi Menteri bila Peter Dutton menjadi Perdana Menteri. Dutton memboikot permintaan maaf nasional di tahun 2008 kepada warga aborijin, dan Wyatt adalah anggota parlemen pertama dari kalangan aborijin di majelis rendah. “Saya akan serius mempertimbangkan posisi saya.” kata Wyatt kepada Radio 6PR di Perth.
Sumber Berita : detik.com
Sumber foto : 2GB.com
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]