Sri Mulyani Minta Industri Kelapa Sawit Tak Selalu ‘Defensif’

Menteri Keuangan Sri Mulyani meminta pelaku industri kelapa sawit di Indonesia untuk meningkatkan daya serangnya di kancah dunia. Selama ini, ia menilai pelaku usaha di dalam negeri terlalu defensif. Padahal, melihat luas lahan dan produksi kelapa sawit, Indonesia berpotensi menjadi pemain terbesar di dunia. “Indonesia masih lebih banyak bermain di internal dan kita selalu defensif,” ujarnya saat menghadiri Seminar Nasional Sawit Indonesia, Senin (20/8).

Kala menjabat sebagai Direktur Pelaksana Bank Dunia beberapa tahun lalu, Sri Mulyani kerap berkunjung ke beberapa negara. Saat itu, ia melihat agresifnya pelaku usaha Malaysia dalam melakukan ekspansi bisnis ke berbagai negara. “Waktu kerja di Bank Dunia, saya pergi ke Afrika cukup banyak dan bahkan ke latin Amerika.

Mereka sudah memikirkan dan memiliki insiatif untuk membangun kelapa sawit, banyak perusahaan itu dari Asia terutama dari Malaysia,” terang Sri Mulyani. Jika menjadi pelaku industri terbesar di dunia, lanjut dia, Indonesia bisa membuat dan mempengaruhi kebijakan. “Kalau pelaku sawit dengan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kepala Sawit bisa kompak dalam menyusun strategi, Anda (pengusaha sawit) selalu bisa menjadi pemain terbaik dan terbesar di dunia,” tegasnya.

Karenanya, pengusaha harus peka melihat tantangan ke depan dan bersikap antisipastif. Permasalahan terkait lingkungan yang menjadi amunisi negara lain harus diselesaikan secara fundamental. “Dengan demikian, Indonesia tidak hanya responsif waktu negara Eropa melakukan suatu tindakan,” imbuh dia. Ke depan, Kementerian Keuangan siap mendukung dari sisi kebijakan baik perpajakan maupun kepabeanan demi memfasilitasi kemajuan industri sawit.

Asalkan, industri kelapa sawit Indonesia bisa memunculkan tradisi yang bersih dan berdaya saing. Dengan demikian, industi kelapa sawit dan BPDP KS mendapatkan kepercayaan publik dan disegani oleh dunia. “Tetapi, semuanya dengan intensi yang baik untuk menjadi pemain di bidang kelapa sawit yang baik dari hulu sampai ke hilir sampai ke industrinya, pertaniannya, lingkungan dan manusianya, serta dari kepatuhan perpajakan,” tandasnya.

Industri kelapa sawit sendiri merupakan salah satu industri penting di Indonesia. Ekspor sawit merupakan salah satu penyokong ekspor komoditas bagi Indonesia. Berdasarkan data Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki), produksi minyak kelapa sawit Indonesia pada semester I 2018 telah mencapai 22,32 juta ton atau naik 23 persen dibandingkan produk tahun lalu sebesar 18,15 juta ton.

 

 

 

 

Sumber Berita : cnnindonesia.com
Sumber foto : Bisnis.com

 

 

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *