Sri Mulyani Ingatkan Bankir soal Ketidakpastian Global
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati meminta para bankir untuk terus mewaspadai ketidakpastian ekonomi global yang masih terjadi sampai sekarang. Bahkan, belum diketahui akan berlangsung sampai kapan.
Hal itu diungkapkannya di depan para bankir yang tergabung dalam asosiasi pengelola manajemen risiko bank atau banker association for risk management (BARa) forum di Mandiri Club, Jakarta Selatan.
“Dalam konteks ekonomi sekarang ini adalah suatu tren global yang membentuk dinamika risiko yang lebih eksplisit. Saya mengatakan ini bukan dari sisi keuangan, tapi geopolitik juga,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Rabu (1/8/2018).
Sri Mulyani menyebut, BARa forum pun menjadi momen yang tepat untuk saling bertukar informasi dan membahas mengenai perkembangan ekonomi terkini.
“Saya senang para bankir terus memiliki forum tukar informasi untuk memahami tantangan yang dihadapi dan kondisi ekonomi global maupun dalam negeri,” jelas dia.
Sri Mulyani menceritakan, ketidakpastian global yang saat ini terjadi dimotori oleh Amerika Serikat (AS) yang terus melakukan normalisasi moneter dan juga perang dagang dengan China.
Kondisi perekonomian dunia, kata Sri Mulyani juga membuat likuiditas menjadi semakin ketat karena kebijakan normalisasi moneter AS. Selain itu, langkah The Fed yang terus menaikkan suku bunga sebagai alat menarik dana segar kembali ke negeri Pam Sam juga dipercaya menjadi salah satu faktor.
Sebab, dengan menaikkan suku bunga acuannya maka yield dari surat utang AS kembali menjadi tinggi.
“Saya ingin membagikan ini karena bankir harus mengetahui pertama, bahwa AS deklarasi normalisasi, dalam hal ini interest naik, likuiditas diketatkan, nah anda bergaul dengan dua indikator ini,” ujar dia.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia ini pun mengungkapkan, kebijakan negeri Paman Sam tersebut memberikan dampak kepada negara berkembang di dunia, termasuk Indonesia.
“Game-nya diubah, dan retorika ini yang dipraktekkan dan menimbulkan risiko baru, kita harus punya mekanisme baru untuk berdiskusi. Ekonomi dunia akan dihadapkan interest naik, likuiditas ketat, situasi itu yang dihadapi emerging country yang mengalami situasi tidak baik,” tutup dia.
Sumber Berita : detik.com
Sumber foto : Alinea.ID
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]