Katy Perry Buka Suara Soal Depresi Situasional
Album terakhir yang dikeluarkan oleh penyanyi asal Amerika Serikat Katy Perry rupanya sangat mempengaruhi kehidupannya. Dilansir dari E! News, dalam halaman awal majalah Vogue Australia, bintang pop tersebut buka suara soal kekecewaan yang dia alami setelah perilisan album Witness-nya pada 2017 lalu.
Katy Perry menjelaskan betapa sakit hatinya ia saat mendapatkan banyak ulasan negatif terhadap album barunya tersebut. Kritikan tersebut pun membuatnya depresi.
“Saya pernah mengalami depresi situasional, dan tahun lalu hati saya hancur karena, tanpa sadar, saya mengharapkan begitu banyak validitas dalam reaksi publik, dan publik tidak bereaksi seperti yang saya harapkan, dan itu menghancurkan hati saya,” ujar Perry, 33 tahun, kepada majalah mode tersebut.
Perry melanjutkan, “Musik adalah cinta pertama saya dan saya pikir itu adalah ucapan alam semesta: ‘Baik, kamu berbicara dengan semua bahasa ini tentang mencintai-diri dan keaslian, namun, kami akan menguji anda dan mengambil segala hal yang valid. Kemudian kami akan lihat seberapa besar anda benar-benar mencintai diri sendiri,’”
Setelah reaksi negatif terhadap Witness yang Perry dapatkan, Perry mengatakan bahwa ia mengunjungi ‘Retret Pertumbuhan Diri’ di Kalifornia. Namun, Perry tidak berlarut dalam mengasihani diri sendiri, penyanyi tersebut memilih untuk melihat situasi berat tersebut sebagai pengalaman pembelajaran. Saat ini, Perry menyatakan diri baik-baik saja.
“Sakit hati ini, membuat saya membuka (pikiran) lebih luas, kekuatan yang lebih tinggi, dan menghubungkan saya kembali dengan ketuhanan, itu adalah keutuhan yang tidak pernah saya miliki,” ungkap Perry.
Perry juga mengatakan bahwa sakit hatinya membuahkan pondasi baru baginya. Bukan hanya pondasi material, namun juga pondasi jiwa di dalam hidupnya.
Ini bukanlah kali pertama Perry buka suara tentang kesehatan mentalnya. Musim panas lalu, selama live-streaming untuk mempromosikan Witness, penyanyi ‘Hot n Cold’ itu sedang berjuang dengan pikirannya sendiri untuk bunuh diri.
“Saya menulis lagu tentang itu. Saya malu bahwa saya memiliki pikiran semacam itu, merasa renda dan tertekan. Kamu dapat (memilih untuk) menjadi benar atau dicintai. Saya hanya ingin dicintai,” lanjut Katy Perry.
Sumber Berita : tempo.co
Sumber foto : CBN.com
[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]