Penulis Eka Kurniawan, Eko Nugroho menjelaskan tentang Buku ‘Cinta Tidak Ada yang Mati’

Pada hari Sabtu, penggemar seni dan sastra berbondong-bondong ke Ekologi Coffee di Yogyakarta untuk menghadiri diskusi tentang Cinta Tak Ada Mati (Love Knows No End). Kumpulan cerita pendek oleh penulis terkenal Eka Kurniawan, buku itu diterbitkan ulang pada bulan April dengan sampul baru yang diilustrasikan oleh seniman Eko Nugroho. Baik Eka dan Eko hadir dalam diskusi, dengan kurator seni Alia Swastika bertindak sebagai moderator.

Eka adalah penulis Indonesia pertama yang dinominasikan untuk Hadiah Internasional Man Booker pada tahun 2016 untuk Lelaki Harimau (Man Tiger). Karya-karyanya telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 24 bahasa, dan novelnya Cantik Itu Luka (Beauty is a Wound) termasuk dalam 100 daftar buku terkenal oleh The New York Times pada tahun 2015.

Cinta Tak Ada Mati pertama kali diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama pada tahun 2005. Edisi baru mencakup tiga cerita baru, “Persekot” (Uang di Muka), “Jimat Sero” (Talisman) dan “Tak Ada yang Gila di Kota Ini” (Tidak Ada Salah satunya adalah Crazy in This Town), yang menggantikan “Jumat ini Tak Ada Khotbah” (No Sermon pada Jumat Ini), “Pendekar Mabuk” (Drunken Warrior) dan “Para Musuh” (The Enemies). 13 cerita dalam buku ini berakar dari identitas Indonesia, bercampur dengan mitos, legenda urban dan sejarah.

Beberapa peserta bertanya tentang proses kreatif Eka dan Eko. Eka mengatakan apa yang memicu imajinasinya pada akhirnya adalah keingintahuannya.

“Sejak saya masih kecil, saya selalu memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa tentang segala sesuatu di sekitar saya. Saya ingin tahu jenis kehidupan apa yang ada di belakang bukit di desa tempat saya tinggal. Saya sangat ingin mengetahui apa yang terjadi di pikiran penumpang bus antarkota ketika saya mengunjungi terminal bus; kemana mereka menuju, apa yang akan mereka lakukan. Perasaan itu mencetuskan cerita dan gambar di kepala saya, dan sampai sekarang saya menggunakan rasa ingin tahu itu sebagai inspirasi untuk menulis, ”kata Eka.

Dia menggunakan Cinta Tak Ada Mati sebagai contoh. “Saya tertarik dengan kehidupan para pekerja di bioskop-bioskop lama, yang sekarang tidak lagi beroperasi. Saya bertanya-tanya apa pikiran dan perasaan mereka. Di lain waktu, saya terinspirasi oleh karya orang lain, seperti Pengakawan An Pemadat Indis (Confessions of an Indies Junky). Sebuah cerita oleh Thomas de Quincey pada 1821, Confessions of an English Opium-Eater, membuat saya ingin menulis sendiri, ”katanya.

Cinta Tak Ada Mati kebanyakan diisi dengan cerita-cerita absurditas, imajinasi yang berjalan liar dengan tanda-tanda kesuraman. Kejadian-kejadian, tempat-tempat, dan angka-angka kehidupan nyata secara ahli terkait dengan orang-orang fiktif dengan cara yang mengaburkan batas-batas. Eka memiliki hadiah untuk menggunakan kata-kata sederhana untuk “mengganggu” pembacanya, membuat mereka berinvestasi dalam alur cerita yang unik dan memicu rasa ingin tahu mereka.

Garis tipis antara realitas dan fantasi, serta antara realisme dan absurditas, tampaknya sejajar dengan pikiran Eko. Keduanya bercerita tentang kehidupan sehari-hari yang faktual dan imajinatif, digambarkan dengan cara yang suram tetapi juga berwarna-warni.

Bagi Eko, mengilustrasikan buku Eka merupakan tantangan. “Saya selalu membaca karyanya, dan itu benar, saya merasa terganggu secara emosional oleh kisah-kisah dalam Cinta Tak Ada Mati. Emosi tertentu meningkat ketika saya membaca kisah Mardio dan Melatie, dan itulah yang saya tuangkan ke dalam lukisan saya: merasa hancur dan kotor, ”kata Eko pada diskusi.

Seorang peserta bertanya apakah Eka akan terus berkolaborasi dengan Eko di masa depan, di mana Eko berkata, “Itu sangat mungkin. Yogyakarta adalah kota seniman dari berbagai disiplin ilmu. Ini tempat yang sempurna untuk bertemu dan berkolaborasi. “(Wng)

 

sumber berita : thejakartapost.com
sumber foto : vpk-news.com

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *