Bank Sentral Jepang Bisa Picu Penguatan Yen Pekan Ini

Nilai tukar yen Jepang kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Senin (20/1/2020) dan berada di dekat level terlemah dalam delapan bulan terakhir.

Sentimen pelaku pasar yang sedang bagus-bagusnya menyulitkan yen untuk memukul balik dolar AS. Pada pukul 10:09 WIB, yen diperdagangkan di kisaran 110,17/US$, melemah 0,03% di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Kesepakatan dagang fase I AS dengan China menjadi penyebab utama membaiknya sentimen pelaku pasar.

Kesepakatan dagang fase I ditandatangani oleh Presiden AS Donald Trump dan Wakil Perdana Menteri China Liu He pada hari Rabu (15/1/2020) di Washington.

Dolar AS vs Yen

Dalam kesepakatan dagang fase I, AS menurunkan bea masuk impor dari sebelumnya 15% menjadi 7,5% terhadap produk China senilai US$ 120 miliar. Sementara China akan membeli produk AS senilai 200 miliar dalam dua tahun ke depan.

Selain itu, semua mengenai bea masuk kedua negara masih sama. AS masih mengenakan bea masuk sebesar 25% terhadap produk China senilai US$ 250 miliar, sementara China mengenakan bea masuk terhadap produk AS senilai US 110 miliar.

Meski damai dagang belum terjadi sepenuhnya, dengan adanya kesepakatan dagang fase I setidaknya mengecilkan potensi eskalasi perang dagang, pertumbuhan ekonomi diharapkan mampu bangkit di tahun ini. Dampaknya risk appetite pelaku pasar meningkat dan yen ditinggalkan.

Yen merupakan aset yang menyandang status safe haven, ketika sentimen terhadap risiko pelaku pasar membaik, maka yen menjadi tidak menarik.

Sementara itu dari Jepang, pelaku pasar sedang menanti kebijakan moneter dari bank sentral Jepang (Bank of Japan/BoJ) yang akan diumumkan Selasa besok.

Pada tahun 2019, saat bank sentral utama dunia ramai-ramai melonggarkan kebijakan moneter, BoJ bergeming. Di tahun ini bank sentral pimpinan Haruhiko Kuroda tersebut sepertinya akan masih mengambil sikap yang sama, mengingat besok BoJ diprediksi akan menaikan proyeksi pertumbuhan ekonomi.

Hasil survei Bloomberg menunjukkan BoJ diprediksi akan mempertahankan suku bunga acuan -0,1% dan program pembelian aset sebesar 80 triliun yen dalam setahun.

BoJ juga diprediksi menaikkan proyeksi pertumbuhan ekonomi untuk pertama kalinya dalam satu tahun terakhir. Hal tersebut bisa menjadi tenaga bagi yen untuk menguat melawan dolar AS di pekan ini.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Liputan6.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *