RI ‘Tutup Pintu’ bagi China di Proyek Kereta Jakarta-Surabaya

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan memberi sinyal pemerintah Indonesia akan menutup pintu kerja sama dengan China dalam pengerjaan proyek kereta semi-cepat Jakarta-Surabaya.

Alasannya, pemerintah sudah cukup serius membina kerja sama dengan Jepang melalui Badan Kerjasama Internasional Jepang (Japan International Cooperation Agency/JICA).

Saat ini, kata Luhut, JICA tengah melakukan studi kelayakan proyek tersebut dengan kurun waktu pengerjaan sekitar dua tahun. Sebelum studi selesai, pemerintah berencana menandatangani nota kesepahaman (Memorandum of Understanding/MoU) dengan Jepang.

Dari proses ini, sambungnya, pemerintah Indonesia berpotensi tak kembali memberi kesempatan kepada China untuk mengambil alih pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Surabaya, setelah China terlibat dalam pembangunan kereta semi cepat Jakarta-Bandung.

Di sisi lain, pemerintah Indonesia melihat Jepang cukup handal dan cocok dalam pengerjaan proyek berjangka panjang, seperti kereta semi cepat Jakarta-Surabaya. Maklum saja, lintasan kereta yang bakal dibangun tidak pendek.

“Saya pikir masih kepada Jepang. Saya pikir agak sulit (untuk China masuk) karena Jepang ingin benar untuk masuk di situ dan kami juga lihat Jepang ini long investor di Indonesia. Saya kira sudah cukup maju dengan mereka itu,” ungkap Luhut di Gedung DPR/MPR, Jakarta, Senin (9/9).

Kendati begitu, Luhut ingin ketika Jepang benar-benar terpilih dalam pengerjaan proyek kereta cepat, Negeri Samurai itu juga memperhatikan betul prinsip kerja sama dengan Indonesia. Salah satunya terkait penggunaan komponen bahan baku dari dalam negeri.

Selain itu, ia minta Jepang juga tak sungkan membagi teknologinya kepada Indonesia. Sebab, hal ini bertujuan untuk pengembangan teknologi di dalam negeri pula.

“Tapi Jepang juga tidak boleh semau dia juga, jadi harus lihat juga, jangan seperti MRT yang dikunci banget. Kami juga punya kebebasan lokal konten dan teknologi transfer,” terangnya.

Sebelumnya, Luhut sempat mengatakan bahwa perusahaan kereta api asal China, China Railways Construction Corporation (CRCC) berminat ikut kembali dalam pembangunan kereta cepat di Indonesia. Klaim itu disampaikan Luhut usai bertemu dengan perwakilan CRCC di kantornya, pekan lalu.

Sebagai informasi, kereta semi cepat Jakarta-Surabaya ditargetkan bisa melaju dengan kecepatan rata-rata 145 kilometer per jam. Dengan kecepatan tersebut diharapkan jarak tempuh antar kedua kota besar itu bisa ditempuh hanya dalam waktu 5 jam 30 menit.

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Kami Indonesia

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *