Waspada, Rupiah Masih Mungkin Menembus Rp 14.300/US$!

Nilai tukar rupiah kembali melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS). Kecemasan akan eskalasi perang dagang dan dibumbui perang mata uang membuat Mata Uang Garuda terus tertekan.

Pada Rabu (7/8/2019) pukul 11:00 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.275. Rupiah melemah 0,11% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Bahkan, kabar bagus dari AS juga belum sanggup mendongkrak kinerja rupiah. Mengutip Reuters, AS dikabarkan siap untuk kembali bernegosiasi dengan China di Washington awal bulan depan.

“Beliau (Presiden AS Donald Trump) ingin membuat kesepakatan dan melanjutkan negosiasi. Harus ada dua orang untuk menari tango,” kata Lawrence ‘Larry’ Kudlow, Penasihat Ekonomi Gedung Putih.

Bahkan Kudlow mengungkapkan AS siap untuk mengkaji ulang kebijakan bea masuk jika dialog dagang dengan China membuahkan hasil yang memuaskan. “Situasi bisa berubah mengenai kebijakan bea masuk. Bapak Presiden terbuka terhadap perubahan, jika pembicaraan dengan China positif,” paparnya.

Namun, niat baik dari AS tidak diikuti oleh China, Bank Sentral China (People’s Bank of China/PBoC) kembali menentapkan nilai tengah yuan lebih lemah dari sebelumnya. PBoC hari ini menetapkan kurs yuan di CNY 6,9996/US$, sedikit di bawah level 7/US$. Namun lagi-lagi mekanisme pasar membuat kurs yuan kembali ke atas 7/US$.

Sebagai informasi PBoC setiap hari menetapkan nilai tengah yuan, dan membiarkannya bergerak menguat atau melemah maksimal 2% dari nilai tengah.
Pada awal pekan lalu, PBoC mengejutkan pasar dengan mendepresiasi kurs yuan secara signifikan, hingga ke level terlemah 11 tahun dan berlanjut hingga hari ini. Hal tersebut membuat para investor cemas akan terjadinya perang mata uang.

Perang dagang ditambah perang uang menambah ketidakpastian di pasar global yang tentunya berdampak buruk bagi mata uang emerging market seperti rupiah.

Melihat grafik harian, rupiah yang disimbolkan dengan USD/IDR bergerak di atas rerata pergerakan (moving average/MA) 5 hari (garis biru) dan MA20 /rerata 20 hari (garis merah). Indikator rerata pergerakan konvergen dan divergen (MACD) bergerak naik dan mulai mendekati area positif, sementara histogramnya sudah wilayah positif.

Melihat indikator tersebut, tekanan terhadap rupiah dalam jangka menengah cukup besar.

Pada time frame 1 jam, rupiah berada di kisaran MA 5 (rerata pergerakan 5 jam/garis biru) dan di atas MA 20 (rerata pergerakan 20 jam/garis merah). Indikator Stochastic bergerak turun dan kembali mendekati wilayah jenuh jual (oversold).

Rupiah saat ini bergerak di dekat resisten (tahanan atas) 14.290, jika mampu bertahan di bawah level tersebut Mata Uang Garuda berpeluang memangkas pelemahan ke area 14.260.

Penembusan di bawah level tersebut akan membuka peluang penguatan rupiah ke level 14.230.

Sementara jika kembali menembus dan bergerak konsisten di atas 14.290, rupiah berpeluang melemah kembali ke level 14.320.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : cnbcindonesia.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *