Proyeksi Ekonomi AS Anjlok, The Fed Bisa Pangkas Suku Bunga?

Salah satu indikator proyeksi pertumbuhan ekonomi bank sentral Amerika Serikat (AS) Federal Reserve menunjukkan penurunan tajam. Angka ini membuat ekspektasi bank sentral akan memotong suku bunga acuannya dalam delapan bulan ke depan menjadi makin kuat.

Indikator GDPNow milik The Fed Atlanta yang dipantau ketat investor dan pembuat kebijakan kini menunjukkan angka pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) sebesar 1,1% di kuartal kedua tahun ini, menurut pembaharuan yang dipublikasikan Rabu (15/5/2019).

Angka tersebut diumumkan setelah pertumbuhan di kuartal pertama tahun ini sangat kuat, yaitu mencapai 3,2%. Data itu juga jauh lebih rendah dibandingkan perkiraan 2% yang didapat dari survei Rapid Update yang dilakukan CNBC International.

Angka penjualan ritel yang mengecewakan menambah dorongan bagi penurunan proyeksi itu. Departemen Perdagangan AS pada Rabu melaporkan bahwa penjualan ritel turun 0,2% di April dibandingkan perkiraan kenaikan 0,2%.

Selain itu, produk industri manufaktur juga turun 0,5% dibandingkan kenaikan 0,1% yang diperkirakan Wall Street.

Secara keseluruhan, angka-angka tersebut menghapuskan sekitar 0,5 poin persentase dari perkiraan pertumbuhan kuartal kedua The Fed sebelumnya.

Revisi proyeksi tersebut kebetulan sejalan dengan ekspektasi pasar bahwa The Fed akan menurunkan suku bunga dalam beberapa bulan ke depan.

Perdagangan kontrak berjangka atau futures kini mengindikasikan kemungkinan 80% satu kali pemotongan suku bunga hingga Januari 2020, menurut FedWatch milik CME.

Namun, penurunan tersebut bisa terjadi lebih cepat. FedWatch menunjukkan bahwa ada 51% kemungkinan suku bunga akan turun di September dan hampir 42% peluang terjadi dua kali pemangkasan bunga acuan hingga Januari.

Para pejabat The Fed telah satu suara mengatakan mereka tidak memperkirakan akan ada kenaikan ataupun penurunan suku bunga hingga akhir tahun ini.

Dalam sebuah pidatonya, Rabu, Presiden The Fed Richmond Thomas Barkin mengatakan sikap bersabar bang sentral masih masuk akal.

“Tidak ada penyebab kuat saat ini untuk mendorong suku bunga lebih tinggi ketika inflasi masih terjaga, tidak ada kasus yang kuat untuk (suku bunga) bergerak turun ketika pertumbuhan ekonomi tetap sehat,” ujarnya, dilansir dari CNBC International.

Suku bunga acuan The Fed saat ini berada di kisaran 2,25% hingga 2,5%.

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Viva

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *