Sinabung Erupsi, Empat Kecamatan di Karo Diselimuti Abu

Gunung Sinabung yang ada di Kabupaten Karo, Provinsi Sumatera Utara erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak, Selasa (7/5) sekitar pukul 07.48 WIB.

Setidaknya ada empat kecamatan yang diselimuti abu vulkanik pasca erupsi ini.

Kabid Darurat Dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karo, Nata Nail mengatakan empat kecamatan yang terdampak adalah Kecamatan Kabanjahe, Kecamatan Simpang Empat, Kecamatan Dolat Rayat, dan Kecamatan Berastagi.

“Lahan pertanian terdampak, karena tertutupi abu vulkanik. Aktivitas warga terganggu abu vulkanik,” ujarnya.

Nata Nail mengungkapkan BPBD bersama aparat setempat langsung membagi-bagikan masker pada warga. Penjagaan di zona merah juga diperketat agar warga tidak masuk untuk berladang.

“Kita sudah bagi masker ke wilayah-wilayah yang terdampak, imbauan dan penjagaan zona merah tetap dilaksanakan,” kata Nata Nail.

Sementara itu, pembagian masker telah dilakukan bersama Dandim Tanah Karo, Polsek, tim BPBD hingga PMI setempat. Tercatat hujan debu berlangsung sekitar 1 jam 12 menit setelah erupsi. Selain itu, mobil pemadam kebakaran juga diturunkan untuk membersihkan jalanan yang tertutup abu vulkanik.

“Kita langsung membagi-bagikan masker untuk warga di kawasan Simpang Empat. Hujan debu berlangsung selama 1 jam 12 menit. Kami kembali ingatkan agar warga tidak mendekati apalagi memasuki zona merah,” tegas Dandim 0205 Tanah Karo, Letkol Inf Taufik Rizal.

Sebelumnya, Kepala Pos Pemantau Gunung Sinabung Armen mengatakan Sinabung erupsi dengan tinggi kolom abu teramati 2.000 meter di atas puncak (± 4.460 meter di atas permukaan laut). Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal condong ke arah tenggara.

“Erupsi ini terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 120 mm dan durasi ± 42 menit 49 detik. Hujan abu masih berlangsung. Arah abu ke arah tenggara-timur,” ujarnya.

Saat ini Gunung Sinabung berada pada status level IV (Awas). Armen pun mengingatkan masyarakat atau pengunjung untuk tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km untuk sektor Utara -Barat, 4 km untuk sektor Selatan-Barat, dan dalam jarak 7 km untuk sektor Selatan-Tenggara, di dalam jarak 6 km untuk sektor Tenggara-Timur serta di dalam jarak 4 km untuk sektor Utara-Timur.

“Masyarakat yang bermukim di sepanjang aliran sungai yang berhulu di Gunung Sinabung agar mewaspadai potensi banjir lahar terutama pada saat terjadi hujan lebat,” tegasnya.

Gunung Sinabung terakhir kali meletus hebat pada Senin 19 Februari 2018 dengan tinggi kolom abu mencapai kurang lebih 5.000 meter. Saat itu, besarnya letusan membuat sejumlah desa di Kabupaten Karo gelap gulita akibat tertutup material abu vulkanik.

Dalam letusan tersebut terdengar suara bergemuruh. Tingginya semburan abu vulkanik pada letusan itu yakni setinggi 5 kilometer, disebut sebagai letusan yang terdahsyat pada 2018. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) pos pantau Gunung Sinabung, jarak luncur abu vulkanik sektoral Selatan-Tenggara 4.900 meter dan sektoral Tenggara-Timur 3.500 meter.

Selanjutnya awan panas letusan dengan jarak luncur 4.900 meter mengarah ke Selatan. Teramati gugur dengan jarak luncur 1.000-1.500 meter mengarah ke Tenggara dan visual tertutup abu. Saat erupsi, juga terjadi gempa. Meski merupakan letusan terdahsyat sepanjang sejarah Sinabung, namun tidak ada korban jiwa dalam erupsi tersebut.

 

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Medaninside.com

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *