Posisi Jual Meningkat, Kurs Euro Malah Menguat

Mata uang euro berhasil menguat terhadap dolar AS pada perdagangan Senin (8/5/19) kemarin, sekaligus menjauhi level terendah dalam 21 bulan yang sempat terjadi pada Maret lalu.

Kurs euro menguat sebesar 0,4% ke level US$ 1,1260 Senin kemarin, sementara pada perdagangan pagi ini, Selasa (9/4/19) pukul 7:42 WIB, mata uang 19 negara Eropa ini diperdagangkan di kisaran US$ 1,1262/US$, melansir kuotasi MetaTrader 5.

Hal yang menarik dari pergerakan euro adalah penguatan ini terjadi di saat banyak manajer investasi dan spekulator memasang posisi jual (short) terhadap euro.

Melansir The Financial Times yang mengutip Goldman Sachs, posisi net short euro kini mencapai US$ 13,9 miliar, atau naik sebanyak US$ 2,6 miliar.

Posisi tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 2016. Goldman mendapat angka tersebut berdasarkan data yang dirilis oleh Commodity Futures Trading Commmision (CFTC) AS.

Data CFTC menunjukkan posisi kontrak net short di Chicago Merchantile Exchange (CME) yang naik menjadi sekitar 99.200 kontrak pada pekan lalu, dibandingkan pekan sebelumnya 80.300 kontrak.

Jumlah kontrak pada pekan lalu tersebut merupakan yang tertinggi sejak Desember 2016.

Meningkatnya posisi jual tersebut belum mampu meredam kebangkitan euro pada Senin kemarin, mengingat volume transaksi harian pasar forex (foreign exchange) jauh lebih besar posisi net short di CME.

Berdasarkan laporan tiga tahunan Bank for International Settlements, nilai transaksi per hari di pasar forex mencapai US$ 5,1 triliun, yang tentunya menjadikannya pasar terbesar di dunia.

Namun setidaknya peningkatan posisi net short di CME memberikan gambaran sentimen bearish pelaku pasar terhadap euro jelang pengumuman kebijakan moneter bank sentral Eropa, European Central Bank (ECB), pada Rabu (10/4/19) besok.

Maret lalu, ECB bersikap dovish alias cenderung bersabar dengan menyatakan perekonomian di zona Eropa sedang melambat dan suku bunga tidak akan dinaikkan di tahun ini.

Pernyataan tersebut sontak membuat kurs euro anjlok ke level terendah 21 bulan. ECB diperkirakan belum akan mengubah kebijakan besok.

Namun tetap saja para pelaku pasar menanti perkembangan terbaru pandangan kondisi ekonomi di zona Eropa, mengingat data-data terakhir menunjukkan pelambatan ekonomi yang signifikan.

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com
Gambar : Euronews

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *