Gejolak Reda, Yen Masih Punya Peluang Kalahkan Dolar AS

Kurs yen kembali mengungguli dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Selasa (19/3/19), setelah mengakhiri perdagangan di level 111,39/US$ lebih kuat tipis dari hari sebelumnya 111,43/US$ mengutip kuotasi MetaTrader 5.

Sementara pada perdagangan pagi ini, Rabu (20/3/19) pukul 7:43 WIB, yen dihargai 111,50/US$.

Dalam dua hari terakhir, volatilitias yen terhadap dolar AS sangat rendah, kurang dari 35 pip/hari. Pip adalah satuan poin terkecil untuk mewakili perubahan harga dalam trading forex. Nilai satu poin pip biasanya bervariasi bergantung pada pasangan mata uang yang diperdagangkan serta kurs saat itu.

Volatilitas di pasar forex dilaporkan turun ke level terendah dalam lima tahun terakhir, JP Morgan melaporkan angka indeksnya yang mengukur tingkat volatilitas pasar forex global turun ke level terendah sejak September 2014. Dutsche Bank juga melaporkan hal yang sama dengan JP Morgan.

Mengutip Reuters, para analis menyebut rendahnya volatilitas pasar forex terjadi akibat kebijakan beberapa Bank Sentral dunia yang bersikap wait and see.

Khusus untuk perdagangan hari ini, volatilitas kemungkinan akan meningkat mengingat Federal Reserve (The Fed) AS akan mengumumkan kebijakan moneter pada Kamis (21/3/19) dini hari waktu Indonesia. Isu The Fed akan bersikap dovish sudah kuat beredar di pasar, yang membuat dolar terus tertekan sejak awal pekan.

Selain proyeksi pertumbuhan ekonomi AS dari The Fed, pelaku pasar juga akan melihat dot plot yang dirilis setiap akhir kuartal.

Dot plot merupakan grafik yang menyajikan titik-titik, dimana setiap titik mewakili satu anggota pengambil keputusan The Fed atau yang dikenal dengan Federal Open Market Committee (FOMC). Grafik ini terdiri dari tahun (axis-x atau di bagian bawah) dan tingkat suku bunga (axis-y atau di bagian kanan).

Dot plot ini digunakan untuk melihat proyeksi tingkat suku bunga per tahun. Sebagai contoh, gambar di bawah menunjukkan dot plot The Fed yang dirilis bulan Desember lalu.

Dalam dot plot tersebut pada tahun 2019 terlihat median suku bunga atau Federal Funds Rate (FFR) berada di level 2,9%. Jika melihat FFR The Fed saat ini sebesar 2,25% – 2,50%, dot plot tersebut mengindikasi The Fed melihat peluang suku bunga akan naik dua kali di tahun ini (setiap kenaikan biasanya sebesar 0,25%).

The Fed kini diperkirakan akan menurunkan median dot plot tersebut, yang berarti peluang kenaikan suku bunga tahun ini juga turun menjadi satu kali atau malah tidak sama sekali. Atau dalam kasus yang lebih mengejutkan dot plot menunjukkan ada anggota FOMC yang melihat peluang FFR dipangkas.

Apapun hasil rapat kebijakan moneter The Fed, volatilitas pasar berpeluang akan meningkat tajam, dan jika benar sikap The Fed dovish yen berpeluang besar kembali menaklukkan dolar.

 

 

 

 

 

Sumber : cnbcindonesia.com

Gambar : Bukalapak

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *