Hillary Clinton Pastikan Tak Maju pada Pemilu Presiden 2020

Mantan Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Hillary Clinton memastikan tidak akan maju pada pemilu presiden pada 2020. Itu mengakhiri spekulasi tentang apakah dia akan maju dalam perebutan nominasi calon presiden (capres) Partai Demokrat atau tidak.

Sebagian pendukung Partai Demokrat masih mengidolakan Hillary untuk mewujudkan dirinya sebagai presiden perempuan pertama AS.

Dukungan untuk Hillary juga masih kuat, terutama di kalangan perempuan dan kalangan minoritas. “Saya tidak mencalonkan diri. Tapi, saya akan tetap bekerja dan berbicara dan membela apa yang saya percaya,” kata Hillary kepada stasiun televisi News 12 di New York.

Ketika ditanya News 12, apakah dia akan maju kembali menjadi capres pada masa mendatang, Hillary menggelengkan kepala. “Saya tidak berpikir demikian (pencapresan),” jawabnya.

Wawancara tersebut pertama kali menjadi jawaban atas spekulasi yang beredar tentang kepastian apakah Hillary akan melawan Trump pada 2020 atau tidak.

Dia juga sudah berbicara dengan beberapa kandidat capres dari Partai Demokrat. “Saya sudah mengatakan kepada mereka semua, jangan pernah menganggap remeh,” katanya.

“Saya ingin meyakinkan bahwa orang memahami saya tetap akan berbicara. Saya tidak akan pergi ke mana-mana,” ujar Hillary. Dia juga mengaku tidak maju sebagai gubernur atau wali kota.

Dia mengaku tetap senang tinggal di New York. “Apa yang terjadi negara kita, segala jenis yang terjadi kini, sungguh mengganggu saya,” kata Hillary.

Dia mengatakan, AS bukan hanya terpolarisasi, tetapi masyarakat sudah memiliki kamp berlawanan tidak seperti yang dirinya lihat pada kehidupan orang dewasa.

“Saya terkejut dengan dinamika perempuan yang terpilih menjadi anggota Kongres. Mereka akan membuat gebrakan,” ujar Hillary. Dia mengungkapkan, pekerjaan dan pencalonannya sebagai capres telah memengaruhi keputusan banyak perempuan untuk maju dalam politik.

“Kita telah membuat banyak kemajuan,” papar Hillary. “Tapi, kita masih memiliki jalan panjang untuk memperjuangkan hak perempuan dan semua orang memiliki kesamaan yang sama,” jelasnya.

Hillary merupakan capres perempuan pertama dari partai besar dalam sejarah AS. Ambisinya untuk menjadi presiden perempuan pertama seperti sudah menjadi suatu hal yang pasti. Namun, semuanya terbalik.

Tudingan kalau dia didukung donatur kaya dan terlalu dekat dengan Wall Street, ternyata itu menjauhkan dia dari pemilih muda. Hillary pun kalah dari Trump. Istri mantan Presiden AS Bill Clinton itu selalu dipojokkan oleh Trump yang berkampanye untuk menyerang personal.

Trump selalu mengungkapkan, “penjarakan dia (Hillary)” terkait penggunaan email pribadi saat menjabat sebagai menteri luar negeri dan kesalahan prosedur dalam penanganan serangan di konsultan AS di Benghazi, Libya.

Kekalahan Hillary menjadi luka yang sulit disembuhkan oleh Partai Demokrat. Kini, mereka sedang memperkuat mesin untuk membuka pemilu pendahuluan yang kini sudah memiliki 10 kandidat yang telah mengumumkan akan bergabung.

Senator Vermont Bernie Sanders menjadi politikus Demokrat terakhir yang melemparkan topi ke panggung pertarungan. Nama besar Sanders dan dukungan dari kubu kiri Partai Demokrat menjadikan namanya semakin berkibar.

Sanders akan bertarung dengan Senator Massachusetts Elizabeth Warren, yang telah memiliki nama besar untuk maju pada perebutan nominasi capres Partai Demokrat. Kemudian, Senator New Jersey Cory Booker dan Senator California Kamala Harris juga sudah mengumumkan pencalonannya.

Kemudian, Senator New York Kirsten Gillibrand; Senator Minnesota Amy Klobuchar; Wali Kota San Antonio, Texas, Julian Castro; dan Wali Kota South Bend, Indiana, Pete Buttigieg, juga telah mengumumkan pencalonannya.

Politikus yang masih ditunggu apakah akan maju atau tidak adalah mantan wakil presiden Joe Biden. Dia sudah memiliki nama besar dan mendapatkan pengakuan atas prestasi di AS.

Biden juga selalu memimpin dalam setiap jajak pendapat. Sebelumnya, mantan kepala kampanye Hillary, John Podesta, menegaskan bahwa Hillary tidak akan maju pada pemilu presiden 2020.

Dalam wawancara dengan Kara Swisher pada program Recode, Hillary juga menjawab, “tidak, tidak” ketika ditanya apakah dia akan maju pada pemilu 2020.

“Well, saya senang menjadi presiden,” ujar Hillary. “Saya pikir, berharap, ketika kita memiliki seorang Demokrat di Oval Office pada Januari 2021, ada banyak pekerjaan yang harus dilakukan,” imbuhnya.

 

 

Sumber : internasional.sindonews.com
Gambar : forNews

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *