Tontowi Ahmad Butuh Adaptasi dengan Pasangan Anyar

Tontowi Ahmad mengaku perlu kembali beradaptasi pada sesi latihan sektor ganda campuran pemusatan latihan nasional setelah pasangannya Liliyana Natsir, atau yang akrab disapa Butet, gantung raket pada turnamen Indonesia Masters 2019.

“Ini baru latihan pertama tanpa ci Butet. Saya berusaha untuk beradaptasi lagi. Memang, ada hal lain yang kurang karena biasanya ada ci Butet, Debby juga ada. Mereka berdua pensiun, suasanya jadi lain,” ujar pemain yang akrab disapa Owi itu.

Butet dan Debby Susanto menyatakan pensiun sebagai atlet setelah mengikuti turnamen Indonesia Masters 2019 yang berlangsung di Stadion Istora Senayan, Jakarta pada 22-27 Januari.

“Saya selalu serius kalau berlatih. Tadi juga serius, tapi pada sesi akhir latihan saja suasana lebih cair. Dulu ketika latihan, kami ya serius dan ada saat kami saling bercanda,” kata Owi yang beberapa kali sempat melempar canda bersama Praveen Jordan dan Alfian Eko Prasetya.

Atlet yang meraih medali emas Olimpiade Rio 2016 bersama Butet itu mengaku latihan pertamanya selepas mengikuti Indonesia Masters 2019 itu untuk meningkatkan kelincahan dan keseimbangan tubuh, serta kekuatan fisik.

“Saya sering bercanda bersama Ucok (sapaan Praveen Jordan) dan Eko dari dulu. Malah kalau sama ci Butet dan Debby jarang bisa bercanda,” kata Owi dilansir Antara.

Meskipun menjadi atlet senior pada sektor ganda campuran pelatnas PBSI, Owi mengaku tidak mendapatkan keistimewaan dari para pelatih dan masih mengikuti program latihan sebagaimana rekan-rekan pelatnas yang berusia di bawahnya.

“Kak Richard menganggap saya seperti pemain-pemain muda dan latihan kami tetap sama. Dia meminta saya untuk kembali berlatih dari dasar. Dia juga minta saya untuk kembali punya motivasi dan siap dari nol,” kata pemain 31 tahun itu.

Owi mengaku punya persiapan sekitar dua pekan untuk berlatih bersama pasangan barunya Winny Oktavina Kandow sebelum mengikuti tiga turnamen Eropa yaitu Spanyol Masters, Jerman Terbuka, dan All England 2019.

“Kami akan coba untuk meningkatkan kekompakan dalam latihan. Mudah-mudahan hasil yang kami dapat bisa bagus meskipun tentu akan ada penyesuaian dari kami. Saya sebagai senior juga ada penyesuaian walau semestinya saya bisa membimbing,” kata Owi.

Pasangan atlet Indonesia, menurut Owi, punya karakter yang berbeda dengan pemain-pemain China dan Korea Selatan yang cenderung punya pola permainan keras.

“Pemain China dan Korea kalau dipasangkan sama siapa saja bisa langsung klop karena gaya main mereka sama. Kalau kami berbeda, kami punya tipe permainan,” kata Owi.

 

 

 

 

 

 

 

Sumber : medcom.id
Gambar : Medcom.id

 

 

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *