Korea Selatan Gagal Bikin Hujan Buatan untuk Mengusir Debu Halus

Upaya awal Korea Selatan untuk menanggulangi masalah debu halus di negara itu gagal minggu ini. Para pejabat berusaha menciptakan hujan buatan untuk mengatasi polusi udara yang parah saat ini yang dituduh kebanyakan orang Seoul disebabkan oleh negara tetangganya, China. Ini menjadi masalah yang semakin penting bagi penduduk.

Dikutip dari laman VOA Indonesia, Jumat (1/2/2019) Kim Byung-gon, profesor di Departemen Ilmu Atmosfer dan Lingkungan Universitas Gangneung-Wonju mengatakan kepada VOA bahwa partikel debu halus dari China itu bukan satu-satunya yang menyebabkan udara buruk Korea Selatan.

“Debu halus terjadi ketika polutan yang dipancarkan dari China dan polutan internal (Korea Selatan) tetap ada di udara,” kata Kim, yang juga mencatat bahwa penyebab pasti masalah pencemaran udara di Seoul belum sepenuhnya diidentifikasi.

Dong Jong-in, profesor di Departemen Atmosfer dan Ilmu Lingkungan di Universitas Seoul, mengatakan walaupun faktor domestik mempengaruhi keseluruhan partikel di udara, “debu halus yang mengalir dari luar negara dalam arus udara bagian atas adalah faktor kunci.”

Karena kekhawatiran penduduk yang terus-menerus tentang kualitas udara yang buruk selama berhari-hari, Presiden Korea Selatan Moon Jae-in telah mengumumkan bahwa menyelesaikan masalah debu halus di negara itu akan menjadi salah satu kebijakan yang akan dilaksanakan pemerintahannya.

Selama tiga hari berturut-turut pada pertengahan Januari, pemerintah Korea Selatan mengeluarkan peringatan kepada warga tentang tingkat debu mikro yang tinggi di udara dan mendesak warga agar tidak keluar rumah, atau memakai masker jika harus berada di luar, dan melindungi diri agar paparan seminimal mungkin. Selama beberapa hari itu, debu halus dan tebal menyelimuti sebagian besar Korea Selatan. Polusi itu tidak hanya terlihat dengan mata telanjang, tetapi bisa dirasakan di tenggorokan seseorang, kata seorang warga kepada kantor berita Yonhap Korea Selatan.

Dong Jong-in mengatakan udara di semenanjung Korea sudah cukup lama berdebu. Pihak berwenang Korea Selatan telah memantau tingkat debu secara keseluruhan dan melihat peningkatan antara 2012 dan 2013.

Tetapi sejak itu, pemantauan partikel PM2.5 (partikel debu sangat halus yang dianggap berbahaya) pada tahun 2015 telah menunjukkan peningkatan polusi yang besar.

 

 

 

 

 

Sumber : Liputan6.com
Gambar : Tigapilarnews.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *