Kerusuhan di Zimbabwe, Presiden Mnangagwa Janji Gelar Investigasi

Presiden Zimbabwe, Emmerson Mnangagwa, menyerukan untuk digelarnya “dialog nasional” dan berjanji akan melakukan penyelidikan terhadap bentrokan yang terjadi oleh pasukan keamanan dalam beberapa hari terakhir.

Kekerasan yang disebutnya brutal itu merupakan buntut dari aksi protes yang merebak pada pekan lalu. Para pengunjuk rasa menentang kenaikan BBM, sehingga kerusuhan tercipta dan banyak penjarahan sporadis.

Militer dan polisi tampaknya hanya menargetkan para pejabat, pendukung partai oposisi, serta pejabat serikat pekerja dan aktivis masyarakat sipil terkenal, ketimbang mereka yang diduga pencuri.

Setidaknya 12 orang dilaporkan tewas dan 78 dirawat di rumah sakit karena luka tembak, menurut Forum Hak Asasi Manusia Zimbabwe. Organisasi ini mencatat, lebih dari 240 insiden penyerangan dan penyiksaan terjadi di negara tersebut. Sekitar 700 orang ditangkap dan ditahan tanpa proses hukum, termasuk 11 anggota parlemen oposisi.

Kericuhan itu adalah yang paling buruk sejak pemerintahan otoriter Robert Mugabe, yang memerintah Zimbabwe selama 37 tahun. Ketika masa jabatannya berakhir pada November 2017, Mugabe dianggap telah menghancurkan harapan untuk pembentukan reformasi politik.

Forum Hak Asasi Manusia Zimbabwe mengatakan, penggerebekan terus dilakukan pada dini hari, Selasa (22/1/2019), meskipun situs internet dan media sosial telah kembali normal sebagian –setelah sebelumnya sempat ditutup oleh pihak berwenang selama beberapa hari.

Emmerson Mnangagwa, yang memenangkan pemilu pada bulan Juli 2018, menegaskan bahwa pembangkangan di antara pasukan keamanan tidak dapat ditoleransi dan “besar kemungkinan, ia akan turun tangan”.

“Kekerasan atau kesalahan yang dilakukan oleh pasukan keamanan kami, tidak dapat diterima. Ini merupakan pengkhianatan terhadap pemerintahan baru Zimbabwe,” ujarnya, seperti dikutip dari The Guardian, Selasa (22/1/2019). “Kerusuhan dan pembangkangan tidak akan ditoleransi. Pelanggaran akan diselidiki.”

“Setiap orang memiliki hak untuk mengungkapkan protesnya, tetapi ini bukan aksi damai. Bentrok tak terduga dan kehancuran yang sinis; menjarah kantor polisi, mencuri senjata dan seragam; menghasut dan mengancam kekerasan. Ini bukan cara Zimbabwe,” imbuh Mnangagwa.

Namun di satu sisi, Mnangagwa juga membela kenaikan harga bahan bakar, dengan mengatakan bahwa keputusan itu bukan keputusan yang bisa diambil dengan enteng. Meski hal tersebut adalah sikap yang benar untuk dilakukan.

BBM di Zimbabwe sangat disubsidi dan para pejabat mengatakan, anggaran yang dihemat oleh kenaikan harga BBM akan diarahkan untuk membeli komoditas penting. Namun mereka tak merincinya.

 

 

 

 

Sumber : liputan6.com
Gambar : Liputan6.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *