Dolar AS Stabil di Tengah Perkembangan Positif Hubungan AS-China

Dolar Amerika Serikat diperdagangkan dalam kisaran sempit pada perdagangan Senin (31/12/2018), karena sentimen risiko tetap lemah menyusul meningkatnya kekhawatiran perlambatan pertumbuhan global dan penutupan sebagian pemerintahan AS (government shutdown).

Pasar akan mengamati dengan seksama kemajuan pembicaraan perdagangan antara China dan AS di tahun baru. Di akun Twitter-nya, Presiden AS Donald Trump mengatakan pada Minggu bahwa ia telah melakukan “panggilan telepon yang panjang dan sangat baik” dengan Presiden China Xi Jinping.

Indeks dolar AS, yang melacak pergerakan greenback terhadap sejumlah mata uang utama lainnya, terpantau mengua t0,04% atau 0,034 poin ke level 96,436 pada pukul 09.39 WIB.

“Mata uang emerging markets kemungkinan akan menguat jika ada perjanjian perdagangan. Mengingat meningkatnya sentimen risiko setelah kesepakatan perdagangan dan beberapa kelemahan mendasar dalam ekonomi AS, saya akan menganggap perkembangan perdagangan positif sebagai hal negatif untuk dolar,” kata Sim Moh Siong, analis valas Bank of Singapore, seperti dikutip Bloomberg.

Kedua negara telah berperang dagang satu sama lain sepanjang 2018, yang mengguncang pasar keuangan dunia karena arus barang bernilai ratusan miliar dolar antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia tersebut terganggu oleh tarif impor satu sama lain.

“Sejauh ini sinyal positif … kita bisa melihat beberapa bentuk kesepakatan pada Februari,” kata Sim, menambahkan bahwa mengingat tekanan dari pasar saham dia berharap Trump untuk bergerak maju menuju gencatan perang perdagangan.

Kekhawatiran perdagangan telah merusak ekonomi China tahun ini.

Mata uang AS telah tertekan dalam beberapa pekan terakhir oleh meningkatnya ekspektasi bahwa Federal Reserve akan menghentikan siklus pengetatan lebih awal dari yang diharapkan, atau berpotensi membahayakan ekonomi A.S. dengan kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Turunnya imbal hasil obligasi AS juga mengurangi sentimen investor terhadap dolar dalam beberapa pekan terakhir.

Terlepas dari tekanan terakhir pada greenback, indeks dolar telah menguat 4,6% tahun ini. Ini terutama karena ekonomi AS yang kuat, turunnya tingkat pengangguran dan tekanan upah yang meningkat.

Fundamental ekonomi ini memungkinkan Federal Reserve menaikkan suku bunga empat kali pada 2018, dan analis sekarang memperkirakan kemungkinan kenaikan 1-2 lagi jika momentum ekonomi tidak goyah.

 

 

 

 

Sumber : Bisnis.com
Gambar : Market Bisnis

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *