Didukung Aksi Beli, Dolar AS Stabil Menguat

Kurs dolar Amerika Serikat (AS) bergerak stabil terhadap mayoritas mata uang karena didukung aksi beli greenback dan meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Mengutip Reuters, Senin (17/12/2018), data ekonomi China dan Eropa yang lebih lemah dari perkiraan membuat investor mengalihkan investasi yang berisiko ke aset safe haven seperti dolar AS. “Dolar jelas dipilih selama masih ada tekanan di pasar saham,” kata Ray Attrill, kepala strategi mata uang di NAB.

Terlepas dari kekhawatiran perlambatan ekonomi global, pasar juga berfokus terhadap kebijakan moneter AS ke depan. The Federal Reserve diatur untuk menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan 18-19 Desember.

Bank sentral AS telah menaikkan suku bunga delapan kali sejak Desember 2015 dalam upaya normalisasi setelah memangkas biaya pinjaman mendekati nol untuk memerangi krisis keuangan satu dekade lalu. Dengan kenaikan suku bunga pada Desember, pasar memperhitungkan akan mendorong laju dolar AS.

Menurut proyeksi terbaru pada September, bank sentral akan menaikkan sebanyak tiga kali suku bunganya pada 2019. Namun, dengan melihat kondisi yang ada, The Fed diperkirakan hanya menaikkan suku bunga selama satu kali pada tahun depan.

Pelaku pasar percaya bahwa biaya pinjaman AS yang lebih tinggi kemungkinan melukai momentum pertumbuhan AS dan akhirnya memaksa Fed untuk menghentikan jalur pengetatan moneternya.

Komentar terbaru oleh pejabat Fed juga telah dibaca sebagai dovish oleh beberapa analis. Bulan lalu, Ketua Fed Jerome Powell mengatakan suku bunga akan mendekati arah netral, tingkat di mana mereka tidak merangsang atau menghambat ekonomi “The Fed kemungkinan besar akan pindah dari mode auto-pilot menjadi data dependen,” kata Attrill.

Indeks dolar, yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama stabil di level 97,44. Dolar Australia jatuh 0,3 persen menjadi 0,7174 dolar AS. Yuan China bergerak datas datar di 6,9013 dolar AS.

Yen Jepang terhadap dolar AS bergerak datar ke 113,36 yen. Euro melemah tipis menjadi 1,1304 dolar AS setelah anjlok 0,6 persen pekan lalu. Sterling melemah 0,02 persen menjadi 1,2582 dolar AS.

 

 

 

 

 

Sumber : inews.id
Gambar : Warta Ekonomi

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *