IHSG Diramalkan Kian Lesu Akibat Aksi Ambil Untung

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada sesi perdagangan Rabu (21/11) ini diperkirakan akan melemah. Aksi ambil untung yang dilakukan pasar paska penguatan indeks ke level 6.000 pada akhir pekan kemarin diperkirakan akan memberikan beban pada pergerakan IHSG.

Analis Senior CSA Research Institute Reza Priyambada mengatakan peluang aksi ambil untung ini tak hanya dilakukan oleh pelaku pasar domestik, melainkan juga asing. Sebab, aliran modal asing sebelumnya sempat mencapai Rp1 triliun, sehingga bukan tak mungkin mereka akan merealisasikan keuntungannya terlebih dahulu.

“Rentan untuk kembali terjadinya pelemahan sebagai bagian dari pergerakan konsolidasinya terlebih dahulu,” ungkap Reza seperti dikutip dari risetnya, Rabu (21/11).

Selain sentimen tersebut, IHSG juga akan mendapatkan tekanan dari dari global. Penurunan harga kontrak batu bara di pasar komoditas global mengakibatkan harga saham di sektor tersebut merosot sehingga akan menjungkalkan pergerakan IHSG. Walaupun begitu, Reza meramalkan indeks hanya melemah terbatas sepanjang hari ini.

“Diharapkan IHSG selanjutnya dapat bertahan di atas support 5.974-5.987 dan resistance diharapkan dapat menyentuh kisaran 6.015-6.026,” papar Reza.

Sementara itu, Analis Indosurya Bersinar Sekuritas William Surya Wijaya berpendapat IHSG memiliki peluang berbalik arah menguat di tengah gejolak harga komoditas saat ini. Kondisi fundamental ekonomi yang masih positif disebutnya masih mampu menarik investor melakukan transaksi beli.

“Serta kembalinya arus dana asing yang berlangsung terus menerus, hari ini IHSG berpotensi menguat,” kata William melalui risetnya.

Pada Senin kemarin, pelaku pasar asing tercatat beli bersih (net buy) di pasar reguler sebesar Rp540,38 miliar dan di all market sebesar Rp600,62 miliar. Melihat kondisi ini, William memprediksi IHSG bergerak dalam rentang 5.868-6.123.

Adapun, IHSG melemah tipis pada awal pekan ini sebesar 0,11 persen atau 7,05 poin ke level 6.005. Sebanyak 188 saham berakhir di zona merah, sedangkan hanya 185 saham yang menguat dan 138 saham bergerak stagnan.

Dari bursa saham Wall Street juga terpantau melemah pada perdagangan terakhirnya. Tercatat, Dow Jones turun 2,21 persen, S&P500 turun 1,82 persen, Nasdaq Composite turun 1,7 persen.

 

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com.com
Gambar : Tribunnews.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *