Perang Dagang AS-China Reda, Rupiah Balik Tekan SGD

Kurs rupiah mulai berbalik menguat di hadapan dolar Singapura setelah dalam 3 hari perdagangan beruntun melemah. Aura perang dagang antara Amerika Serikat (AS)-China yang mereda, jadi sentimen positif aliran modal masuk ke pasar keuangan negara berkembang termasuk Indonesia.

Pada Rabu (14/11/2018), pukul 08:11 WIB, SG$ 1 pada pasar spot ditransaksikan di Rp 10.696,93. Rupiah menguat 0,34% dibandingkan penutupan perdagangan kemarin.

Tanda-tanda meredanya tensi perang dagang AS-China seiring adanya pertemuan antara Menteri Keuangan AS Steve Mnuchin dan Wakil Perdana Menteri China Liu He. Wall Street Journal melaporkan, kedua pejabat tersebut kembali memulai pembicaraan perdagangan. Ini jadi awal positif ini jelang pertemuan antar Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping pada akhir bulan ini.

Di sisi lain, kondisi tersebut juga membawa kabar baik bagi pasar keuangan global sehingga aliran modal kembali “mengunjungi” negara berkembang. Dalam situasi ini, Indonesia nampaknya lebih diuntungkan. Mengapa? salah satunya didorong tingkat imbal hasil/yield yang lebih tinggi.

Ambil contoh instrumen obligasi pemerintah tenor 10 tahun. Pada pagi ini, tingkat yield obligasi pemerintah Indonesia berada di level 8,223%. Sementara obligasi pemerintah Singapura hanya 2,495%. Dengan tingkat imbal hasil yang lebih menarik, tentu jadi modal kuat untuk menarik modal asing untuk masuk. Dampaknya ikut memberikan tenaga bagi penguatan rupiah, termasuk di hadapan dolar Singapura.

Sementara itu, penguatan rupiah mulai mendorong harga jual dolar Singapura turun di bawah Rp 10.800/SG$.

 

 

 

 

Sumber : CNBC Indonesia.com
Gambar : Tribunnews.com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *