Densus 88 Dalami Kasus Penyerangan Polsek Penjaringan

Tim Detasemen Khusus (Densus) 88/Antiteror Polri diterjunkan untuk membantu jajaran Kepolisian Daerah (Polda) Metro Jaya dalam menyelidiki dugaan motif terorisme di balik penyerangan terhadap sejumlah polisi di kantor Polsek Metro Penjaringan, Jakarta Utara, Jumat (9/11).

Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigadir Jenderal Dedi Prasetyo mengaku pihaknya belum dapat memastikan apakah motif terorisme melatarbelakangi penyerangan sejumlah polisi di Mapolsek Metro Penjaringan ini.

“Sedang diperiksa pelakunya oleh tim gabungan Densus 88 dan Polda Metro Jaya. Masih didalami dulu latar belakang pelaku agar jelas motifnya,” ucap Dedi lewat pesan singkat pada Jumat (9/11).

Berdasarkan informasi yang dihimpun CNNIndonesia.com penyerangan sejumlah polisi di Mapolsek Metro Penjaringan terjadi pada Jumat (9/11) sekitar pukul 01.35 WIB.

Insiden ini mengakibatkan satu orang polisi atas nama Ajun Komisaris M. A. Irawan mengalami luka ringan di bagian tangan sebelah kanan

Pelaku diduga berinisial Rh (31), seorang warga Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Dari tangan pelaku, polisi menemukan satu buah tas ransel warna hijau, satu bilah golok bergagang kayu warna coklat dan bersarung bahan warna hitam, satu bilah pisau babi bergagang besi, satu buah topi, satu buah jaket warna hitam merah, dan satu unit sepeda motor.

“Betul kejadian tersebut, sedang dilakukan pemeriksaan secara intensif pelaku tersebut,” ujar Dedi.

Terpisah, Kapolsek Metro Penjaringan Ajun Komisaris Besar Rachmat Sumekar menyatakan terduga pelaku penyerangan, Rh (31), memiliki motif ingin mati akibat depresi setelah penyakitnya tak kunjung sembuh pascaoperasi.

Saat ini Rh menjalani pemeriksaan di Polsek Metro Penjaringan. Dia mengalami luka tembak di pangkal lengan karena tetap melawan polisi meski telah diberi peringatan.

Polisi membantah penyerangan tersebut berkaitan dengan aksi terorisme. Pria bergolok yang tinggal di Penjaringan itu sempat mengucapkan takbir saat melakukan aksinya. Polisi menyebut hal itu diucapkan demi menghilangkan rasa takut.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : Suara.Com

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *