Harga Minyak Anjlok Akibat Berlakunya Sanksi Iran

Harga minyak turun lebih dari 1% pada akhir perdagangan 6 November 2018. Harga minyak mentah AS mencapai terendah delapan bulan, sehari setelah AS memberikan keringanan sanksi kepada pembeli minyak Iran.

Melansir Reuters, Rabu (7/11/2018), harga minyak mentah Brent berjangka turun USD1,04 atau 1,42% menjadi menetap di USD72,13 per barel. Patokan global Brent mencapai level terendah sejak 16 Agustus di USD71,18 per barel.

Kontrak berjangka minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) turun 89 sen AS atau 1,41% menjadi USD62,21 per barel. WTI mencapai terendah sejak 16 Maret di USD61,31 per barel.

Iran mengatakan sejauh ini telah mampu menjual minyak sebanyak yang dibutuhkan dan mendesak negara-negara Eropa yang menentang sanksi-sanksi AS untuk berbuat lebih banyak guna melindungi Iran.

Amerika Serikat memulihkan sanksi-sanksi yang menargetkan sektor minyak, perbankan, dan transportasi Iran, serta mengancam lebih banyak tindakan.

Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin mengatakan Washington bertujuan untuk membawa ekspor minyak Iran menjadi nol, tetapi pengecualian 180 hari diberikan kepada delapan importir, yakni China, India, Korea Selatan, Jepang, Italia, Yunani, Taiwan dan Turki.

Data perdagangan menunjukkan, kelompok ini mengambil sebanyak tiga perempat dari ekspor minyak lintas laut Iran, yang berarti Republik Islam itu masih akan diizinkan mengekspor beberapa minyak untuk saat ini.

Perkiraan industri menunjukkan ekspor minyak Iran telah jatuh 40% hingga 60% sejak Trump mengatakan pada Mei bahwa dia akan menerapkan kembali sanksi-sanksi. Namun, pengecualian dapat memungkinkan ekspor naik lagi setelah November.

Di sisi pasokan, produksi minyak mentah AS diperkirakan rata-rata 12,06 juta barel per hari (bph) pada 2019. Stok minyak mentah AS naik 7,8 juta barel dalam pekan yang berakhir 2 November menjadi 432 juta barel. Analis memperkirakan peningkatan 2,4 juta barel.

Produksi minyak sedang meningkat dari tiga produsen teratas dunia. Rusia, Amerika Serikat dan Arab Saudi secara gabungan menghasilkan lebih dari 33 juta barel per hari untuk pertama kalinya pada Oktober, cukup untuk memenuhi lebih dari sepertiga dari konsumsi dunia sekitar 100 juta barel per hari.

 

 

 

Sumber : okezone.com
Gambar : CNN Indonesia

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

 

 

 

 

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *