Gagal Urus Pelecehan Seksual Anak, PM Australia Minta Maaf

Perdana Menteri Australia, Scott Morrison, meminta maaf kepada ribuan korban pelecehan seksual anak karena pemerintah gagal menghentikan kejahatan itu selama beberapa dekade.

“Hari ini, kami minta maaf kepada anak-anak bahwa kami gagal. Kami minta maaf kepada orang tua yang kepercayaannya dikhianati dan telah berjuang untuk mengambil bagian. Kami minta maaf untuk para pelapor yang tidak kami dengarkan, kami minta maaf,” kata Morrison.

“Kepada pasangan, rekan, istri, suami, anak-anak yang telah berurusan dengan konsekuensi dari pelecehan, mencoba menghalangi penyelidikan, kami minta maaf. Untuk generasi dulu dan sekarang, mohon maaf.”

Permintaan maaf ini muncul setelah Komisi Kerajaan merinci berbagai klaim pelecehan seksual anak yang melibatkan lembaga-lembaga terpercaya.

“Ini dilakukan oleh warga Australia kepada warga Australia, musuh di tengah-tengah kita,” kata Morisson saat menyampaikan pidatonya secara emosional kepada parlemen.

“Sebagai sebuah bangsa, kami gagal, kami meninggalkan mereka, dan itu akan selalu menjadi aib kami.”

Morrison menganggap permintaan maaf ini terlambat untuk 15 ribu orang yang selamat dari pelecehan seksual.

Suara Morrison mulai menghilang ketika dirinya menceritakan sejarah eksploitasi dan berusaha menyembunyikan kegagalan negara.

Para anggota parlemen berdiri untuk mengheningkan cipta setelah pernyataan itu, sementara ratusan orang yang selamat melihat dan menonton acara resmi ini di seluruh negeri.

Beberapa keluarga korban mengenakan tanda dengan nama anak perempuan dan laki-laki mereka yang tewas akibat pelecehan seksual.

Setelah bertemu dengan beberapa korban, Morrison mengatakan kepada wartawan bahwa “Saya tidak pernah merasakan rasa sakit sebesar itu di satu ruangan.”

Beberapa demonstran menyerukan tuntutan agar pemerintah berbuat jauh lebih banyak untuk menghukum orang-orang yang bersalah dan melakukan penyelidikan ke lembaga lain, termasuk militer.

“Permintaan maaf hari ini untuk para korban pelecehan seksual anak yang bersifat institusional untuk memperlihatkan kekuatan permintaan maaf publik agar menyembuhkan luka di masa lalu,” kata Profesor Noah Riseman dari Universitas Katolik Australia.

 

 

 

 

Sumber : Cnnindonesia.com
Gambar : Okezone News

 

 

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *