Ultah ke-20, Coldplay Rilis Buku ‘Life in Technicolor’

Menyambut film dokumentasi Coldplay, A Head Full of Dreams yang mulai tayang pada 14 November, Debs Wild yang berperan penting di belakang kesuksesan band Inggris itu turut merayakan dengan melepas buku bertitel Life in Technicolor: A Celebration of Coldplay.

Wild adalah seorang jurnalis musik yang menonton panggung pertama Coldplay bertahun-tahun lalu, dan menyadari besarnya talenta Chris Martin dan rekan-rekannya. Sejak saat itu, Wild mengikuti perkembangan band yang saat itu masih bernama Pectoralz, sebelum jadi Starfish dan akhirnya, Coldplay.

Buku Life in Technicolor: A Celebration of Coldplay juga memuat berbagai foto yang menuturkan perjalanan mereka meraih keberhasilan. Masing-masing bab berkaitan dengan ketujuh album Coldplay, dilengkapi dengan bagian-bagian yang khusus menyoroti setiap personel, yaitu Chris Martin [vokal], Jonny Buckland [gitar], Guy Berryman [bass] dan Will Champion [drum].

Salah satu hal yang juga spesial adalah tulisan Wild setelah menonton Coldplay untuk pertama kalinya di sebuah kafe di Manchester, Inggris. Melansir Variety, ia menulis bahwa Coldplay punya musik yang bagus, tetapi penampilan fisik mereka tidak sebagus itu.

“Penampilan mereka cukup lusuh. Saya tahu orang bilang penampilan tidak penting, tetapi si vokalis memakai korduroi dan tank top di atas kaos. Rambutnya bergelombang seperti menumpuk di atas kepala dan dia memakai kawat gigi. Teman-temannya tidak terlihat lebih baik, tetapi mereka punya sesuatu, sesuatu yang sangat istimewa,” tulis Wild terkait band yang ditontonnya pada 14 September 1998 itu.

Menanggapi tulisan itu, dalam kesempatan terpisah sang vokalis berkata, “Biasanya saya memakai sweater di lagu pertama supaya bisa saya lepas. Penting sekali melepas salah satu pakaian di panggung.”

Dituturkan, malam itu juga Wild mendapatkan kartu nama Phil Harvey, manajer Coldplay dan secara terhormat, anggota kelima mereka. Dua tahun kemudian, debut album Coldplay dirilis pada Juli 2000, melahirkan megahit Yellow.

18 tahun kemudian, Coldplay telah memiliki tujuh album dan menempatkan diri menjadi salah satu band paling populer dekade ini. Beberapa tahun belakangan, konsep tur dan panggung mereka juga menjadi pembicaraan dengan warna-warna dan ekstra visual.

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : CNN Indonesia

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *