Penguatan Harga Minyak Tertahan Kenaikan Stok di AS

Harga minyak dunia naik pada perdagangan Selasa (16/10) kemarin. Kenaikan terjadi akibat kekhawatiran pasar atas sanksi Amerika Serikat (AS) kepada Iran dan meningkatnya ketegangan antara Negeri Paman Sam dengan Arab Saudi bakal mengganggu pasokan minyak.

Tapi kenaikan atas ketegangan tersebut dibatasi oleh kekhawatiran pasar atas kenaikan produksi minyak di AS. Dikutip dari Reuters, Selasa kemarin harga Minyak mentah Brent naik 63 sen atau 0,8 persen menjadi US$ 81,41 per barel. Sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) mengakhiri sesi naik 14 sen menjadi US$ 71,92 per barel.

Pemerintahan Presiden AS Donald Trump memberikan sanksi kepada Iran. Mulai 4 November mendatang ia meminta kepada negara sekutu AS untuk mengurangi permintaan dari salah satu produsen minyak terbesar di dunia tersebut.

Pasar memperkirakan sebelum sanksi berlaku, pasokan minyak sudah akan berkurang banyak. Di tengah bayang-bayang sanksi tersebut, ketegangan terjadi antara AS dengan Arab Saudi yang juga menjadi salah satu produsen minyak terbesar di dunia.

Pemicu ketegangan, pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Jenderal Arab Saudi di Turki. Senator AS Lindsey Graham menuduh pembunuhan tersebut dilakukan atas perintah Putera Mahkota Arab Saudi Mohammed bin Salman.

Ia mengatakan pangeran tersebut bisa membahayakan hubungan AS dengan Saudi. Tapi, di tengah kekhawatiran tersebut, Presiden AS Donald Trump mendesak anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) untuk mengerek produksi.

Scott Shelton, broker berjangka energi dengan ICAP di Durham, North Carolina mengatakan permintaan Trump tersebut telah membatasi kenaikan harga minyak. “Minyak mentah yang melemah karena faktor tersebut telah menyebar hampir secara global. Tapi, dalam menghadapi sanksi Iran kemungkinan akan menimbulkan kekhawatiran pada seberapa kuat harga siap rally lagi,” katanya.

Minyak mentah Brent berjangka bulan depan diperdagangkan pada harga terendah dalam lebih dari satu bulan ke depan untuk pengiriman satu tahun dari sekarang. Sementara itu, minyak mentah berjangka bulan depan AS diperdagangkan di dekat premium terkecil hingga bulan ke-12 dalam sekitar 10 bulan.

Analis Standard Chartered dalam perkiraannya mengatakan setiap defisit pasokan minyak yang terjadi di kuartal IV tidak akan cukup kuat mendorong harga minyak melebihi level harga support. “Kami berpikir salah satu faktor utama yang mengarah ke penskalaan kembali posisi buy yang bisa menaikkan harga minyak adalah penilaian kembali fundamental jangka pendek oleh investor,” katanya.

 

 

 

 

Sumber : cnnindonesia.com
Gambar : KlikPositif.com

 

 

[social_warfare buttons=”Facebook,Pinterest,LinkedIn,Twitter,Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *