Timnas Indonesia U-16 Atraktif Meski Gagal ke Piala Dunia

Piala Dunia masih jadi mimpi sepak bola Indonesia. Tinggal 90 menit lagi menuju Piala Dunia U-17 2019 dan bahkan memimpin pada 45 menit pertama, pemain-pemain Timnas Indonesia U-16 harus menerima kenyataan pahit pada babak perempat final Piala Asia U-16 2018.

Timnas Indonesia U-16 memiliki tiket berlaga di pentas Asia sebagai juara di fase kualifikasi dengan catatan tambahan mengalahkan tuan rumah Thailand pada September 2017.

Pelatnas dan uji tanding menjadi rangkaian agenda Fakhri Husaini dan anak asuhnya dalam memanfaatkan waktu sebelum tampil di putaran final. Piala AFF U-16 2018 melengkapi dua trofi kejuaraan yang sebelumnya mereka raih dalam dua turnamen di Vietnam pada Juni 2017 dan Jepang pada Maret 2018.

Setelah hampir sebulan melakukan persiapan khusus di Malaysia, ujian pertama datang dari runner up bertahan. Timnas Iran U-16 yang memiliki rapor cukup bagus pada kejuaraan kelompok umur 16 tahun mampu dibungkam lewat sepasang gol dari pemain kembar Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri dan Amiruddin Bagas Kaffa Arrizqi.

Sebagai underdog, Timnas Indonesia U-16 mampu memberi kejutan. Antusiasme pemain bersaing di level Asia benar-benar tertuang dalam permainan mereka. David Maulana dan kawan-kawan menerapkan taktik yang jeli dari Fakhri dengan hampir sempurna.

Akurasi umpan, membuka ruang, memanfaatkan celah, bermain cepat pada situasi tertentu dilakukan pemain-pemain belia tim Merah Putih untuk meraih poin penuh pada laga perdana.

Pada Piala Asia U-16 2018 ini Timnas Indonesia U-16 pun menambah panjang catatan tanpa kalah ketika bertemu timnas Vietnam U-16. Setelah meraih dua kali kemenangan dan sekali seri, tim Merah Putih menggagalkan kemenangan skuat muda The Golden Star melalui gol Sutan Diego Armando Ondriano Zico.

Bermain tanpa Mochammad Supriadi sejak menit pertama diakui Fakhri sebagai salah satu kendala teknis. Gerakan individu yang diharapkan hadir dari sisi sayap tidak berjalan sesuai harapan.

Di luar faktor Supriadi, mulai muncul celah yang tidak terlihat pada laga melawan Iran yakni transisi dari menyerang ke bertahan. Pada menit-menit akhir gawang Ernando Ari Sutaryadi hampir kebobolan setelah Vietnam melakukan serangan balik. Selain itu masalah finishing touch juga mulai tampak.

Problem pemanfaatan peluang kian nyata ketika Timnas Indonesia U-16 menghadapi India U-16. Para pemain yang ditanya mengaku melihat India sama seperti Iran lantaran postur yang menjulang. Sementara sang pelatih menyoroti masalah organisasi pertahanan lawan yang cukup rapi.

Selama 2×45 menit masalah postur bisa diatasi skuat Garuda Muda. Organisasi pertahanan India memang menyulitkan dan tembakan jarak jauh menjadi opsi. Namun akurasi tidak dapat dibilang baik. Dari 11 tembakan tidak ada satupun yang mengarah ke gawang.

Sekali menang dan dua kali seri cukup membawa Indonesia menjadi juara Grup C dan bertemu Australia yang menempati peringkat kedua Grup D pada babak perempat final.

Postur lawan yang tinggi dan besar sebenarnya sudah jadi cerita lawas karena Timnas Indonesia U-16 mampu mengatasi perlawanan Iran dan menyulitkan India. Tetapi para pemain sekali lagi memperhatikan fisik lawan sebagai ancaman.

Peluang lawan pada menit-menit awal laga perempat final justru tidak hadir dari bola udara, melainkan tusukan dan organisasi permainan mereka dalam membangun serangan. Tapi serangan udara benar menjadi peluang meyakinkan bagi Australia untuk mencetak gol penyama kedudukan.

Setelah itu dua gol skuat berjuluk Joeys hadir dari skema yang simpel memanfaatkan kerja sama tim yang rapi, sebuah hal yang sudah diantisipasi Fakhri sejak awal lantaran Australia diakui mampu bermain bertahan dan menyerang sama bagusnya.

Kendati hasil yang diraih tidak mengenakkan, Timnas Indonesia U-16 bermain tidak mengecewakan selama perhelatan Piala Asia U-16 2018. Pelatih-pelatih negara lain tak segan mengakui keunggulan yang dimiliki Indonesia dengan menyebutkan pemain-pemain yang berbahaya.

Video permainan Garuda Asia yang mudah ditemukan di Youtube juga menjadi sarana lawan membaca taktik dan strategi Fakhri.

 

 

 

Sumber Berita : cnnindonesia.com
Sumber foto : Sumutkota.com

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *