Upah Tenaga Kerja AS Agustus Melesat, Dolar AS Perkasa Lagi

Pasar tenaga kerja Amerika Serikat (AS) masih menunjukkan data yang positif. Pada malam ini, Biro Statistik Tenaga Kerja AS mengumumkan bahwa laju pertumbuhan upah per jam rata-rata pada bulan Agustus 2018 mencapai puncaknya di tahun ini. Selain itu, penciptaan lapangan kerja non-pertanian juga bertambah melampaui ekspektasi pasar di bulan lalu.

Sementara, tingkat pengangguran tercatat tidak berubah di periode yang sama. Upah per jam rata-rata AS di Agustus meningkat 0,4% secara bulanan (month-to-month/MtM). Peningkatan sebesar itu merupakan yang terkencang di tahun ini, sekaligus mampu melampaui ekspektasi pasar yang memperkirakan peningkatan 0,2% MtM.

Adapun secara tahunan (year-on-year/YoY), upah per jam rata-rata di bulan lalu meningkat sebesar 2,9%. Capaian itu juga mampu melampaui konsensus yang dihimpun Reuters, yaitu meningkat sebesar 2,7% YoY.Kemudian, lapangan kerja non-pertanian AS per Agustus bertambah sebesar 201.000, jauh melampaui konsensus pasar sebesar 191.000.

Data penciptaan lapangan kerja dua bulan sebelumnya direvisi lebih rendah. Di Juni 2018, datanya direvisi dari 248.000 ke 200.000. Sedangkan, di Juli, datanya juga diperbaiki dari 157.000 ke 147.000. Sedangkan, tingkat pengangguran AS di Agustus tercatat sebesar 3,9%, tidak mengalami perubahan dari bulan sebelumnya. Capaian itu sedikit meleset dari ekspektasi pasar yang memperkirakan penurunan ke angka 3,8%.

Meski demikian, tingkat pengangguran AS bulan lalu masih cukup erat dengan tingkat pengangguran terendah sejak tahun 2000 (sebesar 3,8%), yang sempat dicapai pada bulan Mei 2018 lalu.Secara keseluruhan, data tenaga kerja AS yang positif ini kembali membuka peluang bagi The Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga acuan sebanyak 2 kali lagi pada tahun ini (total 4 kali).

Terlebih, data upah per jam rata-rata menjadi indikator utama The Fed untuk mengukur inflasi. Kenaikan suku bunga yang lebih agresif menjadi perlu dilakukan untuk mencegah perekonomian Negeri Paman Sam mengalami overheating. Mengutip CME Fedwatch, kemungkinan kenaikan suku bunga acuan AS sebesar 25 basis poin ke 2-2,5% pada bulan ini, mencapai 99% alias hampir pasti.

Sementara, peluang kenaikan suku bunga AS sebesar 25 basis poin lagi di bulan Desember 2018 sudah mencapai 73,7%, naik dari sehari sebelumnya sebesar 70,9%. Dolar AS pun semakin punya alasan untuk menguat. Kenaikan suku bunga akan membuat imbalan berinvestasi di instrumen berbasis dolar AS akan naik, dan ini tentu menarik minat investor yang mencari cuan.

Hal ini langsung tercermin seketika. Dollar Index, yang mencerminkan posisi greenback terhadap 6 mata uang dunia, tercatat bergerak menguat sebesar 0,30% pada pukul 20.00 WIB hari ini, setelah data tenaga kerja AS diumumkan. Padahal tepat sebelum data tersebut diumumkan, indeks tersebut melemah sebesar 0,05%.

 

 

 

 

Sumber Berita : cnbcindonesia.com
Sumber foto : Forex Indonesia

 

 

[social_warfare buttons = “Facebook, Pinterest, LinkedIn, Twitter, Total”]

BAGIKAN BERITA INI

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *